Semakin hari, wisata kuliner Indonesia semakin bervariasi dengan munculnya berbagai macam inovasi makanan, terutama makanan daerah. Salah satunya adalah pempek. Tahukah kalian bahwa pempek bukan hanya berasal dari Palembang saja? Banyak daerah di Sumatra yang menyajikan menu pempek dengan ciri khas masing-masing, contohnya Lampung. Apa sih keunikannya?
Meskipun sama-sama pempek, pempek yang dijual di Lampung cukup bervariasi. Mulai dari yang standar seperti pempek lenjer (berbentuk lonjong panjang), pempek kapal selam (berukuran besar dan isinya telur), pempek bulat, pempek telur (isinya telur), pempek keriting (bentuknya seperti kerupuk keriting) sampai pada pempek unik seperti pempek yang berisi pepaya, pempek kulit (terbuat dari kulit ikan, biasanya dimakan dengan kecap / cuka dan ebi bubuk) dan martabak kentang. Tidak lupa sajian lainnya seperti tekwan (pempek, jamur, timun, bihun dengan kuah) dan lenggang (pempek dibalut telur goreng) siap memanjakan lidah. Berbagai macam pempek tersebut ada yang digoreng ataupun direbus, tergantung selera masing-masing.
Makan pempek tentu saja tidak lengkap tanpa cuka / kuah pempek. Jangan khawatir anak-anak tidak bisa menikmatinya. Rumah makan pempek di Lampung menyediakan cuka pempek dengan berbagai macam tingkat kepedasan. Ada cuka yang manis, ada yang sedang, ada yang sangat pedas. Semua diletakkan di botol yang berbeda-beda dan biasanya ada kertas penanda di tembok / ujung meja mengenai botol-botol cuka yang berbeda tersebut.
Lalu di mana tempat makan pempek yang paling recommended di Lampung? Ada! Di Jalan Kupang, Teluk Betung, Bandar Lampung. Sepanjang jalan tersebut terdapat berbagai macam rumah makan pempek. Tinggal memilih yang mana saja, tetapi jangan lupa, kadang-kadang jumlah pempek yang dijual terbatas per hari, jadi pempek yang dijual sudah habis duluan waktu sore hari.
Apabila kalian ingin membawa pempek lampung untuk oleh-oleh, beberapa rumah makan telah menyediakan jasa packing dan press agar pempek lebih awet dan dapat dibawa kemana-mana dalam bentuk dus. Jadi tunggu apa lagi?
#OSKMITB2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...