Mejikuhibiniu adalah permainan tradisional khas Sunda yang dapat dimainkan oleh sekelompok orang dengan jumlah maksimum tujuh orang. Masing-masing peserta dapat memilih satu warna dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Peserta tidak boleh memilih warna yang sama dengan peserta yang lainnya. Setelah memilih warnanya masing-masing, permainan dapat dimulai. Seperti permainan ABC 5 Dasar, peserta bebas mengeluarkan jumlah jari tangan yang kemudian di hitung dengan hitungan me-ji-ku-hi-bi-ni-u yang diulang terus-menerus hingga semua jari terhitung. Jika hitungan berakhir di 'ME' maka peserta yang memilih warna merah lolos. Jika berakhir di hitungan 'JI' maka peserta yang memilih warna jingga lolos. Jika berakhir di hitungan 'KU' maka peserta yang memilih warna kuning lolos. Jika berakhir dihitungan 'HI' maka peserta yang memilih warna hijau lolos. Jika berakhir di hitungan 'BI' maka peserta yang memilih warna biru lolos. Jika berakhir di hitungan 'NI' maka peserta yang memilih warna nila lolos. Jika berakhir di hitungan 'U' maka peserta yang memilih warna ungu lolos. Jika sudah tersisa satu orang, maka semua peserta kembali mengeluarkan jarinya dengan jumlah bebas, dengan hitungan bom-bas-ter-wer-wit. Jika hitungan berakhir di 'BOM' maka hukumannya adalah pukulan di tangan. Jika hitungan berakhir di 'BAS' maka hukuman bebas, bisa apa saja. Jika hitungan berakhir di 'TER' maka hukumannya adalah diputer lengannya. Jika hitungan berakhir di 'WER' maka hukumannya adalah dijewer. Jika berakhir di hitungan 'WIT' maka hukumannya adalah diciwit (bahas Sunda) atau dalam bahasa Indonesia artinya dicubit. Hukuman diberikan kepada peserta satu orang yang tersisa, sedangkan yang lainnya menghukum.
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
                    
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
                    
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
                    
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
                    
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang