Tidak banyak yang membahas tentang cara membuat lempeng ini, karena memang membuat lempeng ini sangat mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Siapapun bisa membuat lempeng, dari yang muda sampai yang tua dan bahkan yang newbie / pemula yang baru mengenal dunia perlempengan ini.
Sebenarnya saya juga tidak tahu lempeng itu berasal dari mana, yang saya tahu bahwa Lempeng itu adalah makanan khas yang di konsumsi di daerah kalimantan barat, khususnya kota singkawang, kabupaten sambas, dan sekitarnya.
Mungkin (ini baru mungkin ya), lempeng ini adalah makanan khas melayu. Karena pengalaman saya belum pernah menemukan keberadaan lempeng di daerah yang mempunyai budaya dan suku selain melayu. atau karena saya masih kurang menjelajahi indonesia?
Juga berdasarkan dari hasil riset yang saya dapatkan di internet, ada yang bilang makanan khas nenek moyang dari daerahnya di Riau, ada juga orang malaysia yang posting tentang lempeng ini. So, dari situ juga kita dapat menyimpulkan bahwa lempeng adalah makanan khas melayu. karena 2 daerah yang saya sebutkan tadi adalah 2 dari 3 daerah pertumbuhan ras melayu pada zaman tersebarnya ras deutro melayu di zaman batu. yang satu daerahnya lagi adalah di kalimantan bagian utara (yang sekarang sudah menjadi malaysia timur dan brunei). Panjang bgt introduction nya.
Nah setelah kita berpanjang lebar dengan the lempengs, sekarang kita masuk pada tutorial cara membuat lempeng ini.
Seperti yang sudah saya tulis di atas bahwa siapapun bisa membuat lempeng ini karena caranya sangat sederhana. dan bahan-bahan yang di perlukan juga murah meriah dan tidak banyak, kecuali anda mengundang britney spears untuk makan lempeng bareng.
1. Siapkan tepung gandum, gula pasir, air, dan garam. untuk ukuran sesuaikan dengan kapasitas lempeng yang akan anda buat, kalo misalkan buat yang makan sekampung. ya siapkan satu truck.
2. Lalu campurkan bahan-bahan tersebut di dalam sebuah wadah dan aduk hingga rata. Campur air secukupnya, jgn terlalu cair. ntar jadinya malah bukan lempeng, tapi lem kertas.
3. Goreng di dalam sebuah wajan / kuali. di teflon lebih bagus karena teflon lebih mahal dan nilai gengsinya gede ( jika masaknya deket gebetan ).
4. Lalu tunggu hingga matang. untuk tingkat kematangan silahkan sesuaikan dengan selera anda. kalau suka yang alot ya jangan terlalu lama, tp kalau suka yang hangus ya tinggalin aja dulu ke pasar.
Lempeng siap di sajikan. untuk lebih enaknya silahkan tambahkan gula merah yang di cairkan dengan air mineral dan di rebus. Rebusan gula merah ini lalu di siram di atasnya.
Sumber : http://caraonline.blogspot.co.id/2012/04/cara-membuat-lempeng.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja