Lema adalah sebuah nama makanan, khas Suku Rejang. Komposisinya terdiri dari rebung yang di cincang-cincang, kemudian dicampurkan mujair atau sepat. Setelah cincangan rebung yang dicampur dengan ikan tersebut diaduk-aduk, maka adonan tersebut disimpan ke dalam wadah yang dilapisi dengan daun pisang dan ditutup rapat-rapat. Proses fermentasi ini membutuhkan waktu minimal selama tiga hari. Setelah itu, baru adonan lema tadi dimasak dan dimakan dengan nasi.
Cara memasak
Lema dimasak dengan cara yang tidak berbeda dengan tempoyak. Lema beraroma agak tidak sedap baunya. Itu merupakan efek dari fermentasi dari ikan yang dicampur dengan rebung. Lema lebih nikmat bila dimasak dengan campuran santan dan ditambahkan dengan ikan air tawar maupun ikan laut. Pada umumnya, lema dimasak dengan ditambah ikan mas, tongkol, maupun ikan yang biasa dikonsumsi manusia pada umumnya.
Lema memiliki rasa asam dan pedas, serta aroma yang unik tetapi gurih setelah dimasak. Setelah masak, lema biasanya dimakan sebagai lauk. Lema lebih nikmat dimakan dengan lalapan seperti kabau, jering, atau petai.
Lema juga telah menjadi komoditi ekspor ke Jepang, meskipun banyak juga suku bangsa Rejang yang tidak mengetahui hal itu. Lema dikemas secara modern ke dalam kaleng. Kemasannya tidak berbeda dengan kemasan kornet ataupun sarden yang biasa dijual di warung maupun toko-toko manisan modern lainnya. Lema telah dijadikan makanan pengganti dari tradisi orang Jepang yang biasa memakan ikan mentah yang telah terbukti penyebab penyakit Minamata di Jepang. Rasa lema yang sesuai dengan selera Jepang, menjadikan lema makanan favorit yang dikenal secara internasional di Jepang. Mengenai asal usul lema, secara kentara tidak dipublikasikan bahwa makanan tersebut asal mulanya dari karya salah satu suku bangsa di Indonesia.
sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lema_(makanan)
2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.