Hai sobat kuliner, sekarang kita masih ada di Pontianak Kalimantan Barat.
Pontianak selalu menyediakan berbagai macam makanan khas Tionghoa. Salah satu yang menggiurkan adalah Lek Tau Suan. Kuliner ini adalah salah satu kuliner khas orang tiociu. Lek Tau Suan terbuat dari kacang hijau yang kulitnya sudah dikupas, dan dimasak dengan kuah kental bening. Kuah kental bening tersebut terbuat dari tepung tapioka. Lalu, dicampurkan dengan gula dan pandan agar aromanya sempurna. Lek Tau Suan biasanya akan dihidangkan bersama dengan Ca Kwee yang garing. Jika anda menyantapnya, anda akan mencium aroma yang khas, yakni harum pandan dan juga aroma kacang hijau. Biasanya santapan ini akan disajikan ketika masih hangat, dan cocok dinimati di malam hari atau ketika cuaca hujan.
sekarang saatnya kita mencicipi kuliner yang ada di Pontianak namanya Lek Tau Suan adalah makanan yang terbuat dari kacang hijau kupas. Sesuai namanya, Lek Tau San sendiri berasal dari bahasa Tionghoa yang berarti Butiran Mutiara Kacang Hijau. Nama ini sesuai dengan tampilan menu Lek Tau Suan yang biji-biji kacang hijaunya tampak berkilauan seperti mutiara ketika terkena sinar terang.
Lek Tau Suan dimasak dengan campuran kuah kental bening terbuat dari campuran tepung tapioka, gula pasir dan daun pandan. Penganan ini disajikan bersama gorengan Ca Kwee yang garing sehingga saat disantap terasa manis, lembut, sekaligus renyah.
Cara Pembuatan :
Bahan :
· 150 gr Kacang hijau kupas, rendam dalam air + 30 menit
· 800 ml air
· 4 lembar daun pandan
· 2 Sdm gula pasir
· 3 Sdm gula merah
· 1/8 Sdt garam
· 3 Sdm tepung sagu,larutkan dalam 3 sdm air
· 3 Buah Cakwe goreng, potong-potong 1 cm
Cara membuat :
· Tiriskan kacang hijau, lalu kukus dalam dandang berisi air mendidih + 20 menit
· Rebus air, daun pandan, gula pasir, gula merah, dan garam sampai mendidih, lalu masukkan kacang hijau yang telah dikukus, rebus lagi selama 5 menit
· Masukkan larutan tepung sagu, masak sambil aduk sampai kuah kental
· Tau Suan siap disajikan dengan irisan cakwe di atasnya
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.