Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Magetan
Legenda asal usul desa Selotinatah Magetan
- 10 Juli 2018
Asa usul desa di Magetan kali ini akan membahas Legenda Desa Selotinatah Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
 
Konon diceritakan ada seorang maling genthiri (Pencuri yang berbudi baik) bermukim di suatu tempat, di sebuah desa di sebelah timur gunung Lawu. Tak jauh dari rumah maling Genthiri ini ada sebuah rumah besar yang pemiliknya sanganlah kikir.
 
Maka pada suatu malam maling genthiri ini bermaksud untuk mencuri barang-barang milih orang kaya tersebut, yang rencana hasil dari pencurian itu akan di berikan kepada orang-orang yang kekurangan. Adapun rencana jitunya adalah maling genthiri akan membuat lubang dibawah tanah (jw. gangsir) dari rumahnya sampai menuju rumah orang kaya yang kikir itu.
 
Nah rencana itupun di laksanakan dan selesailah lobang bawah tanah tersebut, dan pada ahirnya berhasillah maling genthiri masuk kerumah orang kaya tersebut, dan maling genthiripun mengambil barang-barang milik orang kaya tersebut, dan diberikanlah hasil pencurian tersebut kepada orang-orang yang miskin.
 
Namun perbuatan maling genthiri ini diketahui orang kaya tersebut dan di kejarnya maling genthiri, dan tersudutkan di dukuh banjar. Karena tersudutkan maka maling Genthiri bersembunyi di balik batu (jw. selo) serta bersandar di batu. Dan anehnya punggung maling Genthiri itu seperti menempel erat dengan batu dan para pengejarnya tidak bisa membawa sang maling Genthiri karena punggungnya menempel dengan batu, maka mereka berencana untuk menusuknya dari depan.
 
Mengetahui para pengejarnya akan menusuk dari depan maka maling genthiri cepat-cepat berkata "Menusuk maling kok dari muka, menusuk pencuri itu dari belakang to! dan anehnya orang yang mau menusukpun tercengang dan menuruti perkatan sang maling genthiri. 
 
Orang yang akan menusuk itu berpikir sejenak dan akhirnya mempunya akal, yaitu mereka mengambil tatah  (alat untuk memecah batu) untuk menatah batu yang menempel di punggung sang maling Genthiri tersebut. Dan mulaialah mereka menatah batu tersebut dan akhirnya tembuslah batu tersebut. Namun ketika batu yang di tatah sudah tembus tepat di punggung maling Genthiri dan tinggal menusuknya, maling genthiri berkata Lagi : " Menusuk maling kok di siang hari, mestinya menusuk maling itu pada malam hari"!
 
Ahirnya orang yang akan menusuk maling genthiri itu merasa kalah akal dengan maling genthiri, kemudian orang yang akan menusuk itu mengajak maling Genthiri untuk berbicara di atas bukit, dan akhirnya maling Genthiri di bebaskan.
 
Maka daerah tempat orang menatah batu di punggung maling Gentiri tersebut di namakan SELOTINATAH. Selotinatah tersebut mengambil kata SELO (batu) dan di TATAH(alat memecah batu), Yaitu peristiwa di tatahnya batu yang ada di punggung maling Genthiri.
 
Sumber: http://www.kabupatenmagetan.com/2013/02/Legenda-asal-usul-desa-Selotinatah-Magetan.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline