Rawa Pening merupakan sebuah obyek wisata telaga yang berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kini telaga Rawa Pening ditumbuhi oleh tumbuhan Eceng Gondok. Penduduk biasa menggunakannya sebagai bahan kerajinan seperti tas, ikat pinggang, dompet dan lain sebagainya.
Konon menurut legenda Rawa Pening terbentuk karena kemarahan seorang pemuda miskin bernama Jaka Baru Klinting. Pada masa itu masyarakat tidak menyukai orang miskin karena penampilan mereka yang lusuh, dekil dan bau amis. Mereka seringkali menghina Jaka Baru Klinting karena kemiskinannya. Penduduk selalu memperlakukannya secara tidak adil. Namun tidak semua orang membenci Jaka Baru Klinting. Ada seorang janda tua bernama Nyi Lantung yang merasa kasihan terhadap Jaka Baru Klinting. Nyi Lantung merupakan satu-satunya orang yang mau membantu Jaka Baru Klinting. Nyi Lantung selalu berbaik hati memberikan makanan dan minuman padanya. Nyi Lantung Selalu Membantu Jaka Baru Klinting
"Terima kasih Nyi Lantung karena selalu membantu saya yang miskin dengan memberikan makan minum. Suatu saat nanti saya pasti akan membalas kebaikan Nyi Lantung" kata Jaka Baru Klinting.
"Sudahlah Nak, sudah menjadi kewajiban kita untuk saling membantu. Saya sendiri sering kesal melihat sikap warga yang selalu menghinamu hanya karena miskin." kata Nyi Lantung.
Di suatu hari, seperti biasanya, masyarakat mengejek dan mengusir Jaka Baru Klinting dari daerah mereka karena kemiskinannya. "Pergilah kau hai Gembel!. Kami jijik melihat penampilanmu, kumal dan dekil. Kau tak pantas tinggal disini." masyarakat mengejek bahkan mengusirnya.
Jaka Baru Klinting merasa sudah tidak tahan dengan ejekan masyarakat padanya. Akhirnya ia bersedia pergi dari daerah tersebut. Ia menantang semua warga, jika ada yang bisa mencabut sebuah daun yang tertancap di atas tanah maka Jaka Baru akan pergi meninggalkan tempat itu untuk selama-lamanya.
"Baiklah jika memang mau kalian. Aku juga sadar dengan kemiskinanku. Aku tantang kalian semua, jika ada yang mampu mencabut daun ini dari tanah, maka aku akan pergi menjauhi kalian selama-lamanya." tantang Jaka Baru Klinting.
Semua warga yang mendengar tantangan Jaka Baru Klinting tertawa terbahak-bahak sambil terus mengejeknya. Satu-persatu warga mencoba mencabut sehelai daun dari tanah seperti permintaan Jaka Baru, namun tak seorangpun berhasil. Perlahan-lahan tawa dan ejekan mereka tehenti karena merasa heran tidak ada yang mampu mencabut sehelai daun tersebut. Mereka pun meminta Jaka Baru Klinting untuk mencabutnya.
"Sekarang kau coba cabut daun itu hai Jaka. Kami ingin tahu apa kau bisa." warga menantang Jaka Klinting.
Jaka Baru Klinting kemudian mencabut daun tersebut dari tanah dengan mudahnya. Seluruh warga pun terdiam melihat hal tersebut. Tidak lama kemudian terjadi keanehan. Dari tempat daun dicabut, keluarlah air sangat deras menyembur keluar. Air tersebut terus-menerus terpancar keluar hingga menutupi daerah tersebut menjadi sebuah telaga luas hingga menenggelamkan seluruh warga kecuali Jaka Baru Klinting dengan Nyi Lantung. Jaka Baru Klinting menepati janjinya membalas budi kebaikan Nyi Lantung dengan menyelamatkannya dari banjir. Sekarang masyarakat Semarang menyebut telaga tersebut dengan nama Rawa Pening.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...