Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Tulungagung
Legenda Nyi Roro Kembang Sore
- 11 Juli 2018
Pengkhianatan yang dilakukan oleh Kyai Kasan Besari atau Kyai besari terhadap gurunya sendiri, yaitu Kyai Pacet yang disebabkan oleh hasutan Pangeran Kalang mempunyai luka tersendiri bagi Resi Winadi. Resi Winadi yang merupakan seorang pendeta wanita di gunung cilik sebenarnya adalah samaran dari wanita cantik nan rupawan benama Roro Kembang Sore. Kala itu Roro Kembang sore tengah berbahagia sekaligus mengulang duka. Ibundanya, Roro Mursodo mengunjungi putri yang sudah lama tak dijumpainya. Roro Kembang Sore menangis dipangkuan ibundanya. Sementara itu dibelai-belainya rambut Roro Kembang Sore dengan penuh kasih sayang.
 
“Semuanya sudah berakhir.”ucap Roro dengan rasa pesimis.
Roro Mursodo ikut menangis melihat penderitaan puterinya. Ia pun juga harus mengalami hal yang pahit. Pangeran Bedalem, suaminya, kini sudah tiada. Begitu pula dengan Roro Inggit, yang merupakan adik dari Roro Mursodo.
Tak dapat dipungkiri betapa dalam luka hati Roro Kembang Sore. Kala itu ia baru pertama kali merasakan kobaran asmara seorang lelaki. Selama ini baginya tak ada laki-laki yang mampu memikat hati. Dan suatu sore di taman sari kadipaten Betak, hatinya mulai mengembang. Penglihatannya semakin segar tatkala sesosok pria gagah perkasa datang menghampirinya. Pria itu adalah Pangeran Lembu Peteng. Kembang Sore yang tak pernah melihat pria serupawan Pangeran Majapahit itu langsung saja jatuh cinta. Begitu pula dengan Pangeran Lembu Peteng. Seolah terbius dengan kecantikan Roro Kembang Sore, Lembu Peteng lupa akan tugas yang diberikan oleh Kyai Pacet. Lembu Peteng seharusnya terus mencari keberadaan Kyai Besari dan Adipati Kalang. Namun apalah daya. Keduanya sama-sama berdarah muda. Sama-sama belum pernah merasakan bagaimana cinta itu dapat terasa. Dengan malu-malu Kembang Sore mempersilahkan Lembu Peteng untuk duduk di sampingnya. Mereka bercerita kesana kemari bak burung pipit yang sedang dalam musim kawin. Tampak sangat lekat dan seperti sudah mengenal sangat lama.
 
Tatkala tatapan mata telah saling bertemu, Lembu Peteng yang tak mau kehilangan wanita secantik Kembang Sore tiba-tiba merengkuhnya. Kembang Sore terkejut. Tapi ia hanya bisa diam malu-malu. Dipejamkan matanya sembari merasakan kehangatan yang diberikan Pangeran Lembu Peteng. Mereka sudah tenggelam dalam kemesraan. Semburat senja kala itu menjadi saksi diantara pertemuan indah mereka. Namun mereka berdua tak sadar bahwa ada seseorang yang tengah mengintai dari kejauhan. Dialah Pangeran Kalang yang merupakan buronan Kyai Pacet sekaligus paman Kembang Sore. Kyai Besari tengah bersembunyi di Ringinpitu. Sedangkan Roro Kembang Sore lupa bahwasanya tadi Pangeran Kalang meminta tempat persembunyian padanya. Skandal Roro Kembang Sore dan Pangeran Lembu Peteng lantas dilaporkan kepada ayah Kembang Sore yang tak lain tak bukan adalah Pangeran Bedalem.
 
Pangeran Bedalem begitu murka mengetahui ada skandal yang menyangkut putrinya. Apalagi itu dilakukan oleh temannya seperguruan saat masih berguru kepada Kyai Pacet. Dan terjadilah perang antara Pangeran Lembu Peteng dan Pangeran Bedalem. Peperangan sengit yang terjadi belum membuahkan hasil yang berarti. Pangeran Lembu Peteng langsung saja membawa Roro Kembang Sore untuk lari. Mereka berdua berhasil lolos. Akan tetapi Pengeran Bedalem tidak berhenti untuk terus mengejar. Hingga suatu waktu dalam pengejaran mereka, Kembang Sore tak henti-hentinya bergelayut kepada Pangeran Lembu Peteng. Lembu Peteng berusaha meyakinkan Kembang Sore bahwasanya ia akan segera membawa wanita yang ia cintai itu pergi menuju kerajaan Majapahit. Kembang Sore memiliki firasat yang tajam. Sebagai wanita ia pasti dapat merasakan adanya suatu hal yang tidak baik menimpa mereka berdua.
 
“Kakanda. Aku tak dapat membayangkan bilamana kakanda nanti meninggalkanku lari sendiri.”
 
“Apa maksudmu Adinda?”Tanya Lembu Peteng keheranan. “Aku tidak akan lari meninggalkanmu.”
 
Kembang Sore tak mampu menahan linangan air matanya. Hatinya begitu sakit jika percintaan pertamanya harus mengalami hal seperti ini. Tidakkah ayahnya memahami bahwa ini adalah saat bagi Kembang Sore untuk tumbuh dewasa dan mencari pendamping. Namun keadaan tak akan pernah memahami. Kala pasangan yang tengah dimabuk cinta itu beristirahat di tepi sungai, datanglah Kyai Besari dan Pangeran Bedalem. Seketika dibunuhnya Pangeran Lembu Peteng dan jenazahnya dibuang ke sungai. Kembang Sore yang menyaksikan pembunuhan itu secara langsung merasa ngilu. Hatinya seperti tersayat-sayat pisau. Firasatnya yang tajam itu benar. Pangeran Bedalem mencoba untuk mengajaknya kembali. Kembang Sore tak mau. Ia merasa sangat benci dengan ayahnya sendiri. Kemudian ia memilih untuk melarikan diri.
 
Roro Kembang Sore terus berlari hingga akhirnya ia merasa lelah. Dia berhenti di sebuah desa yang bernama Desa Dadapan. Disanalah Kembang Sore bertemu dengan Mbok Rondo Dadapan. Mbok Rondo mengizinkan Roro Kembang Sore untuk tinggal di rumahnya. Di sana Mbok Rondo juga memiliki seorang putra yang bernama Joko Bodho. Dasarnya lelaki yang selalu tak tahan bilamana melihat kecantikan wanita, Joko Bodho akhirnya terpikat dengan Roro Kembang Sore. Berulangkali Joko Bodho menyatakan perasaannya untuk memperistri Roro Kembang Sore, namun ditolak. Akhirnya karena terus menerus mendesak, Kembang Sore mengajukan permintaan agar Joko Bodho menjalani Topo Mbisu di gunung dekat desa itu. Sementara itu Roro Kembang Sore pergi ke gunung cilik.
 
Maka, ketika Mbok Rondo Dadapan pulang dan tidak mendapati keduanya di rumah, ia merasa kebingungan. Ia mencari ke sana kemari hingga menemukan Joko Bodho yang tengah duduk termenung menghadap ke barat. Mbok Rondo memanggil-manggil Joko Bodho. Namun tak digubris oleh anaknya. Akhirnya Mbok Rondo mengumpat kalau Joko Bodho itu hanya diam saja seperti batu.
 
Kala itu petir langsung menyambar-nyambar dan langit berubah menjadi gelap. Joko Bodho seketika berubah menjadi batu. Mbok Rondho menyesali perkataannya. Akhirnya gunung di desa itu memiliki nama yaitu gunung Budhek.
 
Resi Winadi yang bergelayut di pangkuan ibundanya terbangun. Roro Mursodo prihatin dengan kondisi putrinya. Namun Resi Winadi tampak begitu tegar. Ia bertingkah janggal. Senyum tetapi sinis.
 
“Sebentar lagi Adipati Kalang akan habis.”
 
Dan benar saja. Kala Adipati kalang menuju gunung cilik berkat konspirasi yang dilakukan Resi Winadi dengan anak buahnya. Dan pada saat itu Adipati Kalang terkejut bahwasanya Resi Winadi adalah Roro Kembang Sore, keponakannya sendiri. Rasa malu dan bercampur takut membuatnya ingin melarikan diri dan selanjutnya dikejar-kejar oleh pasukan Patih Gajah Mada.
 
Roro Kembang Sore mungkin lega. Namun karena rasa cintanya yang begitu besar kepada Pangeran Lembu Peteng, ia memilih untuk bertapa hingga akhir hayatnya.
 
Seorang wanita yang pernah tersakiti akan membalas seribu kali lebih kejam daripada rasa sakitnya. Dan Adipati Kalang pun mati dengan tubuh tercincang-cincang oleh pasukan Patih Gajah Mada yang saat itu masih bernama Perwira Mada.
 
Sumber: http://riniyuliastuti.blogspot.com/2014/12/balada-cinta-nyi-roro-kembang-sore.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline