Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Indramayu
Legenda Desa Cibereng kecamatan Terisi
- 10 Juli 2018

Desa Cibereng… adalah salah satu desa yang berada ke dalam wilayah kecamatan Terisi kabupaten Indaramayu. Kecamatan Terisi memiliki 9 desa. yaitu ; CIKAMURANG/CIKAWUNG, JATIMUNGGUL, JATI MULYA, RAJASINGA, PLOSOKERP, KARANGASEM, CIBERENG, KENDAYAKAN, dan MANGGUNGAN. Kecamatan Terisi merupakan Pemekaran dari Kecamatan Cikedung.
Desa Cibereng berada di utara wilayah Kecamatan Terisi, berbatasan dengan desa Pegagan yang termasuk wilayah Kecamatan Losarang. Desa Cibereng terbagi menjadi 4 blok yaitu, Cibereng I (sebrang kidul), Cibereng 2 (Cibereng Lor), Blok 3 (Sebrang Wetan) dan Blok 4 (Bojongkokok). Wilayah desa Cibereng di lalui sebuah sungai yang membagi 4 Blok Cibereng menjadi 2. Blok Cibereng I dan 2 diseblah Barat Sungai, dan Cibereng 3 dan 4 di sebelah Timur Sungai.
Dalam perekonomian disetiap Blok didominasi oleh segi Pertanian. terkecuali di Cibereng 1, karena telah mengarah pada segi perdagangan, atau Wirausaha.
Kesimpang siuran mengenai asal usul desa Cibereng menjadi hangat kembali dibicarakan, karena dalam salah satu program yang sedang dilaksanakan di desa Cibereng meminta mengenai hal tersebut. Maka pencarian datapun dilakukan.
Hasil dari pencarian tersebut penulis tuangkan kedalam LEGENDA DESA CIBERENG KECAMATAN TERISI KABUPATEN INDRAMAYU.
LEGENDA DESA CIBERENG

BOJONGKOKOK
Diawali dari keberadaan 3 orang pejuang pada jaman penjajahan Belanda yang “sakti”, mereka menjadi perburuan Belanda karena perlawanan yang dilakukan oleh mereka. ke 3 orang tersebut di ketahui sebagai AGRANTAKA, SUNANTAKA, dan KIWANANTAKA. Mereka melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda, dengan membawahi beberapa orang. Sehingga Belanda kerepotan… hingga memburu ketiga orang tersebut. dan memaksa ketiganya bersembunyi.
Atas kesepakatan bersama ketiganya memutuskan untuk berpisah. dengan maksud memecah perburuan Belanda juga menggalang kekuatan baru. Dalam pelaksanannya ketiganya berpisah, AGRANTAKA bersembunyi ke arah desa Raja Singa, Sunantaka berpindah ke arah Tugu, dan Kiwanantaka sampai ke sebuah tepian sungai.
Perlu di tambahkan kondisi saat itu keadaan wilayahnya masih berupa hutan /padang rumput. Dalam perjalanannya KIWANANTAKA berhenti ditepi sungai yang berkelok (dalam bahasa indramayu disebut BOJONG) yang begitu banyak ditumbuhi alang-alang, dikabarkan juga KIWANANTAKA mengupayakan kelokan sungai itu menjadi lurus. Lalu ia menetap disana. seiring berjalannya waktu, satu persatu beberapa orang yang menganggap KIWANANTAKA memilki sebuah kharisma, bergabung untuk serta menetap di tepi sungai tersebut
Dikabarkan pula KIWANANTAKA memilki seorang tangan kanan yang berpostur tubuh besar, dengan nama KIPANDEGA. Bersama-sama mereka membangun desa. Makin banyaknya pendatang maka menjadikan wilayah tersebut mulai di kenal, maka KIWANANTAKA menamai wilayah tersebut dengan sebutan BOJONGKOKOK. Yang memiliki 2 istilah yaitu BOJONG dan KOKOK. BOJONG berarti kelokan sungai dan KOKOK berarti tumbuhan alang-alang. Maka sejak saat iti wilayah tersebut di namakan desa BOJONGKOKOK. Dan untuk menghindari pengejaran terhadapnya KIWANANTAKA merubah namanya dengan nama KI JURAGAN.
NYI SIDENG
Seiring perjalanan waktu keberadaan desa BOJONGKOKOK kian ramai. Tersebutlah seorang wanita pendatang yang berpakain begitu tertutup. Ia dikenal dengan nama NYI SIDENG. Ia adalah wanita tertutup yang nyaris jarang sekali seperti wanita kebanyakan, pada jaman tersebut sangat lumrah bila warga melakukan kegiatan mencuci atau mandi di tempat umum seperti sungai dan balong/danau. Namun NYI SIDENG tidak seperti itu, ia melakukan kegiatan tersebut ketika benar-benar sepi, ketika malam hari.

Suatu saat NYI SIDENG seperti biasa mandi di malam hari. Namun tanpa ada yang menyadari ternyata NYI SIDENG memiliki cacat tubuh yaituia memiliki tubuh yang bergaris seperti layaknya ular. seperti hari biasa NYI SIDENG membersihkan badannya di balong pada malam hari, dan kebetulan pada saat itu bulan purnama. Pada saat yang bersamaan Ki Juragan sedang melakukan kontrol wilayah atau siskamling. Ki Juragan setelah lama melakukan pengontrolan berniat pulang, tanpa sengaja ia melewati danau dimana Nyi Sideng mandi, ia berniat mencuci kakinya. Dari danau Nyi sideng yang sedang berendam sempat melihat kedatangan Ki Juragan, dengan sgera menyelam berusaha tidak terlihat oleh Ki Juragan. Ki Juragan yang tak menyadari adanya Nyi Sideng dengan biasa mencuci kakinya.
namun terang bulan membuat Ki Juragan mengernyitkan alisnya. ada yang aneh dengan balong ini, terpaan sinar bulan tampak sekali membuat warna balong ini bergaris-garis (menyerupai warna tubuh ular). Ia tak menadari bahwa yang dilihat olehnya adalh efek dari adanya tubuh Nyi Sideng yang bersembunyi di dalam air.
Ki Juragan yang merasa itu adalh hal luar biasa, ke esokan harinya dengan segera mengumumkan perubahan nama BOJONG KOKOK dengan nama CIBERENG. CI asal kata dari CAI atau air dalam bahasa sunda, dan BERENG asal kata dari BLERENG/LORENG yang berarti bergaris warna/ berwarna-warni. maka secara termonologi CIBERENG, memilki arti desa yang memilki balong/danau berwarna-warni.

Sumber: https://adangsuhandi.wordpress.com/2015/05/14/legenda-desa-cibereng-kecamatan-terisi/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline