Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Papua Kepulauan Yapen
Legenda Batu Keramat
- 3 Desember 2014 - direvisi ke 2 oleh Bangindsoft pada 12 November 2021

Terdapat sebuah batu keramat di Gunung Kamboi Rama, Kepulauan Yapen Propinsi Papua. Di atas Gunung Kamboi Rama tersebut terdapat dua buah desa kecil bernama Desa Kamboi Rama dan Desa Aroempi. Desa Kamboi Rama dihuni oleh manusia sementara Desa Aroempi dipenuhi tanaman sagu milik tuan tanah bergelar Iriwonawani. Dari desa inilah asal mula legenda batu keramat.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kaum laki-laki Desa Kamboi Rama berburu binatang sementara kaum wanitanya mencari sagu di Desa Aroempi. Sebelum mencari sagu di Desa Aroempi, penduduk desa biasa melakukan pemujaan kepada Dewa Iriwonawani.

Dewa Iriwonawani Marah

Seiring waktu, sagu di Desa Aroempi menjadi berkurang karena terus menerus diambil oleh penduduk Desa Kamboi Rama. Dewa Iriwonawani menjadi marah, kemudian memindahkan tananam sagunya ke daerah lain. Masyarakat Desa Kamboi Rama menjadi ketakutan. Atas perintah kepala suku, mereka segera pindah ke daerah pantai. Mereka mendirikan desa baru di daerah pantai dengan nama Desa Randuayaivi. Semua penduduk desa pindah kecuali sepasang suami istri yang bernama Irimiami dan Isoray.

Pada suatu hari, sepulang dari ladang, Irimiami beristirahat dengan bersandar pada sebatang pohon dan Isoray beristirahat dengan duduk di atas sebuah batu besar. Isoray yang duduk di atas batu merasa pantatnya panas kemudian berteriak kepanasan.

“Aduh kenapa batu ini panas sekali.” teriak Isoray. “Suamiku, batu ini panas sekali.” Isoray menunjuk pada batu yang ia duduki.

Irimiami merasa penasaran kemudian memegang batu tersebut dengan tangannya dan segera menarik tangannya karena merasa panas. Ia kemudian mengambil daging rusa dan meletakkannya di atas batu tersebut. Tidak lama kemudian daging rusa tersebut menjadi matang. Melihat itu, mereka berdua ketakutan, lalu berdoa pada Dewa Iriwonawani agar tidak terjadi kebakaran hutan karena api terlihat keluar dari batu panas tersebut. Beruntung, Dewa Iriwonawani mengabulkan doa mereka.

Keesokan harinya, mereka berdua kembali mendatangi batu tersebut dan melakukan percobaan dengan meletakkan rumput dan dedaunan kering di atasnya. Tidak lama kemudian rumput dan dedaunan tersebut mengering karena panas kemudian terbakar. Lagi, mereka berdua panik dan berdoa kepada Dewa Iriwonawani agar memadamkan api tersebut. Namun kali ini Dewa Iriwonawani tidak mengabulkan doa mereka. Api pun lama-kelamaan makin membesar. Api tersebut terlihat dari Desa Randuayaivi yang terletak di pinggir pantai.

“Ada kebakaran…ada kebakaran…” teriak penduduk Desa Randuayaivi.

Para penduduk segera bergegas naik keatas, ke Desa Kamboi Rama untuk memadamkan api. Akhirnya dengan bantuan penduduk, api berhasil dimatikan. Setelah situasi tenang, Irimiami dan Isoray menceritakan tentang batu panas tersebut. Para penduduk kemudian mencoba meletakkan daging di atas batu tersebut. Tidak lama kemudian daging tersebut matang.

Legenda Batu Keramat Di Kepulauan Yapen

“Benar kan ceritaku.” ujar Irimiami. Irimiami dan Isoray mengusulkan agar setahun sekali diadakan pesat adat di batu tersebut. Ketua adat Desa Randuayaivi menyetujuinya. Batu tersebut kini dianggap sebagai Batu Keramat oleh masyarakat.

Keesokan harinya, masyarakat membawa berbagai macam makanan ke batu tersebut untuk dimasak beramai-ramai. Mereka mengadakan pesta di sekitar batu keramat tersebut. Selama pesta berlangsung, Irimiami dan Isoray menceritakan semua peristiwa yang terjadi mengenai batu keramat tersebut.

Hingga kini, masyarakat Kepulauan Yapen masih melestarikan budaya tersebut. Mereka sering berkumpul di Batu Keramat untuk melestarikan budaya yang dimulai oleh leluhur mereka, Irimiami dan Isoray, sambil saling menjalin persaudaraan.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline