Alkisah disuatu ketika disebuah desa kecil di Kasawan Danau Toba terdapat satu keluarga kecil yang hidup sederhana memiliki anak perempuan dewasa, namanya Seruni.
Pada saat itu ayah Seruni melihat anak perempuannya sudah tumbuh dewasa dan pantas untuk berumahtangga. Ayah Seruni sudah lama berniat untuk menjodohkannya dengan anak dari kakak perempuan ayah Seruni. Tepatnya Seruni di jodohkan pilihannya ayahnya, yakni paribannya sendiri.
Mendengar hal tersebut Seruni merasa kecewa dan sedih, sebab sejak lama dia sudah menaruh hati kepada seorang pemuda pilihannya sendiri yang juga satu desa dengan keluarga Seruni.
Karena begitu besar rasa cinta Seruni kepada pria idamananya pupus dikarenakan perjodohan yang sudah diaturkan oleh ayahnya, akhirnya Seruni mulai putus asa dan tidak tahu hendak berbuat apa.
Serunipun yang sudah menangis terseduh sembari berlari menuju sebuah tebing di Danau Toba, dengan putus asa Serunipun berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun ke Danau Toba.
Bamb!!! Saat Seruni hendak melompat, tak disangkanya sebelah kakinya terpeleset di atas batu tebing membuat tubuhnya meluncur di atas bebatuan tebing dekat Danau Toba, Seruni terjatuh dan sangkut diatas batu yang menganga seperti mulut raksasa dekat tebing di Danau Toba.
Seruni tidak sadar selama perjalanannya hendak melompat ke Danau Toba, dia diikuti seokor anjing peliharaan orangtuanya. Nama anjing itu toki. Mendengar Seruni menjerit kesakitan, anjingnya, toki meraung-raung hendak menolong. Akhirnya toki pergi ke desa untuk menemuni orangtua Seruni meminta pertolongan.
Saat Diketahui orangtua Seruni, bersama beberapa warga pergi bersama mengikuti toki menunjukkan tempat Seruni terjatuh. Setibanya di lokasi Seruni terjatuh, karena kondisi tidak memungkinkan dan tidak terlihat akibat terjalnya tebing batu, mereka hanya bisa berteriak.
Demikian juga Seruni, merasa sudah tidak berdaya lagi diapun berteriak-teriak putus asa dan berkata “Parapat…! Parapat batu!” seru Seruni agar dinding batu semakin merapat dan menghimpit tubuhnya. Tiba-tiba dinding-dinding lubang tersebut mulai merapat seiring gempa melanda daerah itu.
Seruni yang berada di dalam lubang akhirnya terhimpit dan tidak dapat diselamatkan. Dan setelah beberapa saat setelah gempa berhenti, di atas lubang yang telah tertutup itu muncullah sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis yang seolah-olah menggantung pada dinding tebing di tepi Danau Toba. Warga yang melihat kejadian itu meyakini bahwa batu itu adalah penjelmaan dari seorang gadis yang dipaksa untuk menikah dengan pilihan orangtuanya, yakni Seruni.
Kemudian dari peristiwa tersebut warga menamainya tempat tersebut sebagai “Batu Gantung”. Lalu desa itu diberi nama PARAPAT. Kini daerah Parapat menjadi sebuah pusat pemukiman yang sangat ramai juga menjadi tempat wisata di Kawasan Danau Toba.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja