Ledre merupakan penganan khas asal Bojonegoro, Jawa Timur. Makanan satu ini berupa kue ringan ini berbentuk gulungan yang sekilas mirip seperti kue stick roll, astor atau kue smprong. Panjang Ledre sekitar 20 cm dan diameter 1,5 cm atau Lebih kecil ukurannya dari kue semprong. Beratnya cukup ringan dengan warna coklat muda yang menggoda. Ukuran kue ledre ini kurang lebih menyerupai ukuran sebatang rokok namun lebih panjang. Rasanya gurih dengan sedikit rasa manis dan memiliki aroma yang enak karena terbuat dari buah pisang.
Bahan dasar pembuat Kue Ledre terdiri dari tepung beras, pisang raja, santan kelapa, gula pasir, telur dan minyak kacang. Namun banyak juga yang membuat kue Ledre menggunakan pisang jenis lainnya, seperti pisang mas maupun pisang susus. Bahan-bahan tersebut selanjutnya dicampurkan menjadi satu dan dilembutkan hingga menjadi lembaran-lembaran pipih yang kemudian digulung. Proses melembutkan dengan membentuk lembaran-lembaran pipih ini yang disebut oleh masyarakat setempat dengan 'Ngledre ' karena istilah lokal inilah yang kemudian menjadikan kue unik ini dikenal dengan kue ledre.
Kue ledre awalnya hanya makanan ringan yang digemari masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya, namun dengan sering perkembangan jaman makanan satu ini telah menjadi oleh-oleh khas dari Bojonegoro yang wajib dicoba jika berkunjung kesana. Terdapat banyak tempat yang menjual makanan khas satu ini. Ledre dapat dijumpai dengan mudah dipasar-pasar dan tempat pusal oleh-oleh yang ada di Bojonegoro. Ledre menjadi makanan yang digemari masyarakat luas di Indonesia, khususnya ledre pisang khas Bojonegoro yang sudah sangat melegenda.
Sumber: Kompasiana
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang