Pulau Belitung adalah salah satu pulau 'surga' yang jatuh ke Bumi Nusantara. Banyak keindahan yang masih belum terjamah di pulau ini. Kenampakan alam yang indah serta kebudayaan melayu dan tiongkok yang saling bersinergi, menambah nilai kultur dari pulau ini. Keindahan pulau ini semakin terkenal semenjak keindahan pulau ini diangkat ke layar lebar. Film yang diangkat dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini banyak menampakan keindahan Pulau Belitung, salah satunya budaya 'ngopi' di Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Manggar terkenal akan budaya minum kopinya. Maka tidak aneh bila di Manggar kita banyak menjumpai warung kopi. Maka dari itu, Manggar mendapatkan julukan kota seribu satu warung kopi.
Selain terkenal akan budaya minum kopinya dari masyarakat Manggar, ada juga kebudayaan unik dari Masyarakat Melayu Belitung. Tradisi ini acap kali kita temui saat acara pernikahan berlangsung. Bila di DKI Jakarta kita mengenal tradisi Palang Pintu. Maka di Belitung kita mengenal tradisi Berebut Lawang. Tradisi berebut lawang merupakan tradisi berbalas pantun bagi calon pasangan pengantin yang akan menikah. Namun yang berbalas pantun bukanlah kedua pengantin, melainkan jawara dari pihak mempelai pria dan wanita.
#OSKM18
Tidak jauh berbeda dengan tradisi Palang Pintu, pada tradisi ini mempelai pria yang akan duduk di pelaminan di rumah sang mempelai wanita akan ditahan terlebih dahulu. Jawara yang datang bersama mempelai pria akan ditantang oleh jawara yang menjaga pintu rumah sang mempelai wanita. Setelah lepas dari jawara yang menjaga pintu rumah sang mempelai wanita, sang mempelai pria akan berhadapan dengan Mak Inang atau perias mempelai wanita. Setelah lepas dari Mak Inang, barulah sang mempelai pria diperbolehkan bersanding di pelaminan bersama mempelai wanita.
Sebagai generasi milenial, dengan masuknya banyak pengaruh dari asing seharusnya tidak menjadikan budaya ini hilang. Hanya saja perasaan gengsi terkadang membuat tradisi lokal kita perlahan tapi pasti semakin menghilang. Oleh karena itu kita harus menjaga tradisi asli dari suku kita masing-masing. Untuk Indonesia yang maju dengan kergaman budayanya.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.