Lapek Kampuang Aro merupakan makanan jenis kue-kuean khas dari Kampuang Aro, nagari Koto Tinggi, kecamatan Enam Lingkung, kabupaten Padang Pariaman. Lapek ini dikenal karena rasanya yang manis dan bentuknya yang unik. Lapek ini sering dijual di Pakandangan setiap kamis atau dipesan langsung kepada pembuatnya. Karena diikat dengan tali pada bagian tepinya dan dihubungkan dengan lapek yang lain, lapek ini disebut juga "Lapek Barajuik" (Lepat yang dirajut).
Bahan pembuatan :
1. Pisang kepok
2. Tepung beras
3. Parutan Kelapa
4. Gula tebu
5. Garam
6. Tepung ketan
Proses pembuatan :
1. Pisang kepok dihancurkan kemudian dicampur dengan tepung beras
2. Panaskan gula tebu dengan diberi sedikit air, kemudian masukkan parutan kelapa.
3. Setelah parutan kelapa berubah warna dan mulai kental, angkat dari tungku.
4. Parutan kelapa dan adonan pisang diberi garam secukupnya
5. Parutan kelapa diberi sedikit tepung ketan
6. Bungkus adonan dengan daun pisang kepok dengan dua lapis. lapis yang di dalam berbentuk persegi panjang kecil yang membentuk lapek seperti silinder, dan lapisan luar membungkus dan di bagian ujung-ujungnya diikat dengan tali rafia.
7. Kukus lapek dan siap disajikan.
Biasanya, lapek dalam satu rajutan (ikatan) terdiri dari 10 lapek, tapi bisa juga 5 atau 15 lapek tergantung pada si pembuat.
Sumber : Wawancara dengan nenek saya
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang