Kue Rasidah merupakan Kue khas Etnis Melayu. Puak Melayu di Sumatera Utara pada acara Nasi Hadap Hadapan di majelis perkawinan, akan menghidangkan banyak makanan; salah satunya adalah Kue Rasidah. Kue ini juga dibawa saat acara Mebat bagi perkawinan kaum bangsawan. Saat dahulu, Kue ini dihidangkan di istana Melayu sebagai simbol khusus, yang dipercayai membawa makna berpandai-pandai dalam hidup, memunculkan petunjuk, menangkal hasad/iri/dengki, dan dilambangkan sebagai adat resam dan Islam yang berpadu dalam etnis Melayu tiada boleh terpisah. Kuih Rasidah disebut juga Hasidah, Lasidah, dan Asidah. Ia merupakan juadah adat yang bukan menjadi santapan harian, yang dikenal pada masyarakat Melayu Sumatera Timur, Riau, Kepulauan Riau, Borneo Barat, atau agaknya yang lain. Provinsi Aceh mengenal kue ini, di wilayah etnis Melayu yang seresam Sumatera Timur, yaitu wilayah Perlak dan Tamiang saja. Di Kota Medan dan sekitarnya, tidak ada orang Melayu yang tidak mengenal kue yang bertabur bawang goreng ini.
Bahan-bahan Kuih Rasidah:
1/2 Kg Tepung Roti
1/2 Kg Gula Pasir
2 1/2 ons Minyak Lembu
Pewangi
3 sdm Bawang Goreng
Cara membuat:
1. Masaklah gula dengan air 1 cawan, dinginkan.
2. dingin tambahkan 2 cawan air lagi dan aduk bersama tepung roti sampai larut merata.
3. pewangi, masukkan dalam kuali.
4. Tanak sampil diaduk pelan, masukkan Minyak Lembu sedikit demi sedikit.
5. Masak sampai mengkilat dan tidak lengket.
6. Angkat. Buatlah Seperti buah jambu air, bubuhi atasnya dengan bawang goreng segar.
http://puakmelayu.blogspot.co.id/2014/10/kuih-rasidah.html
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 MAsukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.
Awal mula hadirnya Gereja Klepu sebagai tempat peribadatan bermula dari didirikannya sekolah tingkat dasar untuk rakyat. Sekolah tingkat dasar pertama didirikan oleh Rm. Strater, SJ, seorang misionaris Jesuit, pada tahun 1912. Latar belakang pendirian sekolah ini ialah adanya keprihatinan terhadap tingginya jumlah penduduk pribumi yang masih buta huruf. Umat Katolik awal berasal dari orang-orang yang bekerja sebagai kuli di perkebunan tebu milik tuan-tuan berkebangsaan Belanda. Para kuli yang sudah di sekolahkan akan naik pangkat menjadi mandor. Pastor F. Strater, SJ mengajar mereka untuk membaca dan menulis. Sebagian dari mereka yang tertarik dengan iman Kristiani kemudian memeluk agama Katolik. Sebulan sekali mereka mengikuti magang di Kotabaru. Baptisan pertama terjadi pada tahun 1916. Thomas Sogol dari Kaliduren menjadi orang pertama yang dibaptis. Selang 3 tahun setelah baptisan pertama, pada tahun 1919 baru ada satu orang lagi yang dibaptis. Kemudian tahun 1921, terdapat sat...
Candi Pembakaran berada di kompleks Ratu Boko, dimana kita dapat melihatnya setelah melewati gerbang ke-2 dan berada sekitar 30 m ke arah kiri. Dari kejauhan kita akan meliahat satu bentuk candi yang hanya berupa batur dan kaki dilengkapi dengan tangga di arah barat tanpa adanya pintu dan atap. Bila meniti tangga dan sampai di atas pada ujung tangga terdapat semacam sisa gerbang di kedua sisi yang tidak terlalu tinggi. Diamati lebih mendetail, gerbang ini pun memiliki terusan yang menjadi pagar keliling dimana kita bisa melihatnya dengan mengikuti sisa penguncian di sisi lantai.