Kenapa namanya kue cucur? Hahaha. Lucu ya namanya. Usut punya usut dari pedagang kue cucur betawi, karena cara bikinnya dengan cara meneteskan dalam jumlah banyak adonan tersebut di atas loyang. Bahasa betawinya "ngocor"; tapi oleh para pendatang dihaluskan jadi "ngucur", jadilah "cucur". So simple hah? Kue sejenis ini juga terdapat di Tasikmalaya dan diakui sebagai bagian dari budaya khas Tasikmalaya.
Nah, itu artinya, kue cucur ini tidak murni dari Betawi sebenarnya. Tapi bagian dari budaya yang dibawa oleh para migran yang datang ke Betawi di masa yang lampau. Tapi, tetap kini sudah dianggap menjadi milik Betawi.
Bahan dan cara pembuatannya:
Bahan:
Catatan tambahan... pastikan bahwa minyak dalam keadaan panas setiap sebelum menuang adonan sehingga hasilnya dapat mengembang dan berserat. Sebelum menuang adonan harus diaduk terlebih dahulu. Oke selamat mencoba resep kue cucur.
Makna yang terkandung dalam kue cucur:
Pada zaman dahulu kue cucur selalu hadir dalam setiap perayaan adat seperti pernikahan, potong rambut bayi, lamaran dan acara lainnya. Kue cucur disajikan saat upacara tradisional seperti upacara potong rambut bayi dan acara pernikahan. Di Jawa, kue cucur digunakan sebagai salah satu hantaran pengikat tali kasih (peningset pelengkap) dari pihak pria kepada pihak wanita, setelah lamarannya diterima oleh pihak wanita. Di Jogjakarta, kue cucur juga dijadikan sajian bagi tamu yang berkunjung ke rumah, selain sebagai sesajen saat acara slametan. Di Madura kue cucur disebut kocor dan digunakan sebagai salah satu makanan hantaran dari pihak lelaki kepada pihak perempuan pada upacara pernikahan. Di Sumatra Barat, setelah acara akad nikah, pihak perempuan wajib berkunjung ke rumah mertua atau disebut dengan upacara manjalang mintuo, Batandang, mahanta nasi, manyaok kandangatau mahanta nasi katunduakan, mahanta bubue Sumber : https://jatimulyo.kec-petanahan.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/117/915
Sumber:
http://www.adeanita.com/2013/04/30-jenis-aneka-makanan-dan-minuman-khas.html
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.