Ada dua pendapat yang melatarbelakangi sejarah kue apem. Sebagian pendapat menyebutkan kue ini datang dari India. Sebagian lagi bilang, apem berasal dari Arab. Mereka yang menyebut kue ini datang dari India, memperlihatkan adanya kesamaan nama pada kue ini. Di sini disebut ''apem" sedangkan di India disebut "Appam" . Keduanya dibuat dari tepung beras. Keduanya juga dibuat melalui proses fermentasi.
Legenda yang menyebutkan kue apem berasal dari Arab, menyebutkan kue ini dibawa Ki Ageng Gribig, keturunan Prabu Brawijaya sepulangnya dari Tanah Suci. Karena terlalu sedikit jumlahnya untuk bisa dibagi-bagi kepada para tetangga, maka kue apem ini dibuat ulang oleh istrinya.
Karena dibuat ulang, maka seluruh penduduk bisa ikut menikmatinya. Dalam versi cerita ini, sebutan ''apem" berasal dari ''affan" bahsa Arab yang artinya mohon ampun. Tak heran kalau kue ini kemudian jadi kue ini jadi sajian menjelang Ramadhan.
Di Kabupaten Klaten, misalnya: ada upacara Yaqowiyu yaitu upacara memperebutkan apem. Karena ketika Prabu Brawijaya membagikan apem kepada para tetangga, ia meneriakkan "Yaqowiyu".
Biasanya apem dalam acara ini disusun menggunung hingga beratnya mencapai ton-an agar bisa memenuhi kebutuhan penduduk di sana.
(sumber: Majalah Sedap edisi 1/XVII/2016)
Kue Apem menurut sejarah berasal dari Klaten. Kue ini sering dulu merupakan makanan yang sering dibagikan oleh Ki Ageng Gribig ketika pulang dari beribadah haji. Karena pada masa itu, beliau kekurangan oleh-oleh, lalu beliau membuat kue yang menyerupai penganan yang ia bawa, dengan membuat kue Apem. Nama Apem dipercaya adopsi dari kata "affan" yang berarti ampunan. Perayaan tersebut disebut Yagowiyuu, yang hingga kini masih sering digelar oleh masyarakat Klaten.
Surabaya, Jawa Timur terkenal dengan resep apem selong yang rasanya tidak kalah dengan kue apem lainnya dan yang sekarang sedang trend adalah resep apem nasi yang terinspirasi dari nasi sisa. Anda juga bisa lihat resep apem kukus gula merah
(sumber : http://gagalgaul.com/asal-usul-apem/).


.jpg)
Bahan:
200 gram tepung beras
3/4 sendok teh ragi instan
75 gram gula pasir
400 ml santan dari setengah butir kelapa
1/2 sendok teh garam
Cara Membuat":
1. Panaskan cetakan serabi yang diberi parutan kelapa. Aduk-aduk kelapa sampai berminyak. Buang kelapanya dan panaskan kembali cetakannya di atas api sedang selama 5 menit.
2. Aduk rata tepung beras, ragi instan dan gula pasir. Tuang 325 ml santan (bagian dari 400 ml santan td) sedikit-sedikit sambil diuleni dan dikeplok-keplok selama 20 menit.
3. Masukkan sisa santan dan garam. Aduk rata. Diamkan 30 menit. Tuang adonan putih ke dalam cetakan. Biarkan sampai berlubang. Tutup dan biarkan sampai matang. Cunkil.
(sumber: Majalah Sedap edisi 1/XVII/2016)
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang