Kue adee lebih dikenal dengan nama kue bingkang, kue ini tepatnya berasal dari kabupaten pidie, kecamatan meureudu.
Bahan-bahan :
sumber : http://www.aromadapur.com/2015/03/resep-kue-adee-kue-bingkang-khas-aceh.html
Sebelum tsunami Aceh 2004, kue adee ini sering menjadi kudapan pendamping kopi di warung-warung kopi, acara hujatan, acara adat, sebagai kue berbuka puasa, dan disajikan di hari-hari besar agama. Namun karena animo masyarakat yang begitu menyukai makanan ini, banyak muncul “Home Industri”.
Dengan banyak bermunculan industri rumahan, seperti yang paling terkenal adalah Adee Kah Nah, Adee Kak Mah, Adee Kak Aina, Adee Kak Mutia, Adee Kak La, dan lainnya mampu mensejahterakan masyarakat sekitar di beberapa kecamatan di Pidie Jaya, khususnya Kecamatan Meureudu.
Merek-merek kue Adee di atas di ambil dari nama pemilik gerai atau pembuatnya, cukup unik memang. Bagaimana soal legalitas? Anda tidak perlu kuatir untuk mencicipinya dan takut mengandung bahan pengawet.
Semua jenis merek Adee yang ada di Meureudu dan Kabupaten Pidie Jaya ini sudah mendapat izin dari Balai Pengawasan Obat Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan. Tanpa bahan pengawet dan pewarna makanan, sangat aman untuk Anda konsumsi.
Memasuki Kabupaten Pidie Jaya, selain di Kecamatan Meureudu, di Kecamatan Bandar Baru, Meurah Dua, Ulim dan Bandar Dua juga bisa Anda dapati kue ini. Anda bisa dengan mudah melihat kios, gerai, dan toko-toko penjual kue Adee berbagai merek di pinggir jalan sepanjang jalan Banda Aceh-Medan.
Kue yang di bakar di oven ini memiliki dua rasa, yaitu rasa tepung dan ubi. Kedua-duanya memiliki rasa yang sama-sama enak dan legit. Aroma bawang goreng dan rasa pandan di tambah dengan tekstur lembut dan kenyal benar-benar menggugah selera.
Harga kue Adee sendiri bervariasi tergantung ukuran, karena ada yang kecil dan besar. Tim Loveaceh.com sempat membeli beberapa kali saat melewati kawasan Meureudeu, Pidie Jaya. Hampir semua kios harganya sama, untuk yang kecil sekitar Rp. 16 ribuan, dan yang besar berkisar Rp. 25 ribuan.
Kini kue Adee khas Pidie Jaya ini sangat mudah untuk Anda peroleh. Anda tidak perlu jauh-jauh ke Kabupaten Pidie Jaya, karena di Aceh Besar dan di Kota Banda Aceh bisa Anda dapatkan.
Selain ada cabang khusus dari Meureudu di Banda Aceh dan Aceh besar, banyak juga kue Adee yang dikirim langsung dari Pidie Jaya dan dijual di tokok-toko khusus yang menjual makanan khas Aceh.
Karena proses pembuatannya tanpa memakai bahan pengawet, penganan yang teksturnya lembut dan legit ini hanya tahan paling lama empat hari.
sumber: http://www.loveaceh.com/kuliner/kue-adee-meureudu-pidie-jaya-resep-dan-cara-membuat/
Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...
Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...
Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati