Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
teater seni Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta
Teater Krumpyung
- 16 April 2016
Krumpyung adalah salah satu bentuk teater rakyat yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kesenian yang berupa drama tari topeng ini bersifat humor yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat sekitar. Nama Krumpyung diambil dari suara iringannya yang terdiri dari angklung, terbang, keprak, kentongan dan kendang yang apabila digerakkan secara bersamaan akan menimbulkan efek bunyi “kemrumpyung”. Kesenian krumpyung lahir pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana VII. Konon, di masa itu antarseniman saling bersaing untuk menciptakan sebuah kesenian baru agar lebih digemari penonton. Dari persaingan itu lahirlah suatu kesenian yang disebut sebagai “krumpyung”.

Waktu itu adalah salah seorang seniman (seorang dalang wayang kulit) berasal dari Desa Keyongan, Bantul yang bernama Ki Residana atau terkenal dengan nama Mbah Sompil. Beliau termasuk orang yang kreatif. Dengan kekreatifannya itulah kemudian menciptakan suatu pertunjukan topeng yang bersifat gecul (humor) yang kemudian disebut krumpyung. Pada mulanya, krumpyung menggunakan topeng yang menggambarkan karakter orang-orang pedesaan yang berwajah wajah lucu dengan para pemainnya yang hanya laki-laki saja, baik untuk peran laki-laki maupun perempuan. Oleh karena yang menciptakan adalah seorang dalang, maka pendukungnya pada mulanya para dalang. Di dalam kehidupan masyarakat, dalang dipandang sebagai orang yang mempunyai kemampuan dalam bidang penyuluhan masyarakat. Sekarang para pendukung krumpyung bukan mutlak para dalang, tetapi juga para seniman lain, sehingga dalam perkembangan selanjutnya krumpyung menjadi pertunjukan hiburan yang bentuknya mendekati ketoprak lesung yang menceriterakan kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan seperti: pemilihan kepala desa, gotong-royong, dan kerja bakti.
 
 
Pertunjukkan Krumpyung
Pertunjukan krumpyung diawali dengan introduksi, yaitu menampilkan seluruh pemain ke arena pentas dengan iringan musik dan para penari. Dahulu para pemainnya menggunakan topeng sebagai penutup wajah. Namun, saat ini penggunaan topeng sudah tidak dilakukan lagi, sehingga karakter pemain bisa langsung tampak dalam membawakan suatu peran.

Setelah introduksi selesai, maka pertunjukan selanjutnya adalah isi dari cerita yang akan dipergelarkan. Dalam babak ini para pemain akan berdialog dan menari diiringi oleh iringan musik. Saat berdialog tidak hanya dilakukan oleh pemeran lakon dan penari saja, melainkan juga oleh penabuh instrumen, sehingga suasana pertunjukan lebih meriah karena diselingi dengan humor-humor segar yang biasa dipakai oleh para dalang dalam pertunjukan wayang kulit.

Tarian krumpyung biasanya menggunakan gerakan-gerakan sederhana dan spontan namun berpola seperti gerak dalam ketoprak lesung. Gerak tarinya sederhana dan bersifat ritmis. Gerkan-gerakan itu antara lain: tregelan, tepukan tangan, sirik, berjalan, dan kicat (untuk penari perempuan).
 
 
Peralatan, Busana dan Perkembangannya
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiring drama tari krumpyung diantaranya:
(1) angklung
(2) terbang
(3) kendang
(4) kentongan.
 
Kentongan berfungsi sebagai keprak dan kendang sebagai pamurba irama (menentukan buka dan suwuknya lagu yang dimainkan). Sedangkan, lagu-lagu yang dimainkan umunya berpola lagu dolanan, macapat, dan bahkan terkadang lagu baru.
 
Busana yang dikenakan oleh para pemain pria disesuaikan dengan karakter tokoh yang diperankan yang selalu dilengkapi dengan kain dlederan (kademangan), keris dan ikat kepala. Sedangkan, pemain perempuan biasanya menggunakan mekak dan sampur untuk menari. Sementara itu, konstum untuk para pemain instrumen pengiring krumpyung cukup dengan memakai celana tanggung (rawokan), kain dan ikat kepala.
 
Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, penyelenggaraan drama tari ini semakin berkurang. Dewasa ini tampaknya masyarakat lebih menyukai kesenian lain, sehingga walaupun penyajiannya telah dikembangkan sejauh kemampuan para pemain dan disesuaikan dengan pembatasan waktu, arena pentas dan bentuk iringannya, namun kesenian ini tetap tidak banyak menarik pengunjung. 
 
 
 

Sumber:
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1992. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara IV. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
http://www.kulonprogo.go.id/
http://www.tempointeraktif.com/
http://www.indosiar.com/
http://angklung-web-institute.com/

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline