Solok Selatan adalah salah satu wilayah di Sumatra Barat yang terkenal dengan kopinya. Sumatra sendiri memiliki banyak kopi khas. Namun, Solok Selatan lebih dikenal dengan kopinya dibanding daerah-daerah lain di Sumatra Barat. Sesuai dengan nama daerahnya, kopi ini disebut kopi Solok Selatan. Meskipun tak sepopuler kopi Aceh, kopi Lombok, dan kopi-kopi terkenal lainnya, kopi ini tak kalah nikmatnya. Mungkin banyak orang yang belum tahu tentang rasa kopi ini bahkan para pecinta kopi sekalipun. Tetapi, sekali mencoba minum kopi ini, kalian pasti akan ketagihan dengan kenikmatannya.
Minat Penduduk Solok Selatan dalam Menanam Kopi
Solok selatan adalah wilayah yang memiliki lahan perkebunan kopi sangat luas. Meskipun dulu pernah diganti dengan tanaman atau pohon karet, namun sekarang orang-orang kembali lebih tertarik menanam kopi. Apalagi saat ini harga karet sangat rendah dan peminatnya pun semakin sedikit. Bahkan, budidaya kopi sekarang bisa dikatakan sebagai salah satu profesi pokok bagi kebanyakan penduduk di sana. Tak heran jika minat menanam kopi pada penduduk Solok Selatan semakin meningkat. Itulah kenapa kopi khas Solok Selatan semakin populer di kalangan pecinta kopi nusantara.
Jenis Kopi Solok Selatan
Di Solok Selatan, ada 2 jenis kopi yang ditanam. Yang pertama adalah arabika. Kopi jenis ini memiliki lahan yang luasnya mencapai 95 hektare yang mana setiap hektarenya dapat memproduksi 1.387 kilogram kopi arabika. Selain arabika, ada juga kopi Solok Selatan jenis robusta. Saat ini, ada lahan perkebunan di Solok Selatan yang ditanamin dengan kopi jenis ini seluas hingga lebih dari 2 kali lipatnya lahan kopi arabika, yaitu tepatnya 3.229. Setiap lahannya bisa menghasilkan kopi robusta dengan produksi mencapai 1.014 kilogram. Dengan lahan yang seluas itu, bisa disimpulkan kalau dalam setahun produksi kopi robusta di Solok Selatan mencapai 1,7 ton dan kopi arabika sekitar 65 ribu saja.
Selain kopi robusta Solok Selatan dan kopi arabika, sebenarnya ada juga jenis kopi lain tetapi tidak banyak jumlah produksi dan lahannya pun tidak luas. Sehingga, yang popular hanya 2 itu saja. Dari data di atas, bisa kita simpulkan kalau kopi robusta memiliki jumlah produksi yang lebih banyak dibanding dengan arabika di Solok Selatan. Hal ini bukan hanya dipengaruhi oleh lahannya yang tidak luas tetapi juga perawatannya yang lebih sulit. Pasalnya, kopi arabika dari Solok Selatan ini membutuhkan perlindungan dan juga pengambilan yang diseleksi dengan lebih teliti untuk mendapatkan kualitas yang maksimal.
Rasa Kopi Solok Selatan
Kopi Solok Selatan ditanam di ketinggian sekitar 1400 meter di atas permukaan air laut di pegunungan Solok. Di sana, ada juga kopi yang dikenal seperti kopi Mandheling Lake Toba, dan kopi Mandheling Siprok. Tapi, kopi ini tak kalah nikmatnya. Karena diproduksi secara organik dan dirawat dengan pupuk alami bahkan tanpa pestisida sama sekali, hal ini menjadi nilai tambah dan membuat kopi khas di wilayah Solok Selatan ini semakin nikmat. Uniknya, kopi ini juga memiliki karakter rasa bermacam-macam seperti lemon, cokelat, rempah serta spicy. Aroma rempah dan spicy inilah yang paling kental terasa pada kopi ini.
Nama Lain Kopi Solok Selatan
Lahan tanaman kopi ini berada di Solok Selatan tepatnya di antara Danau Kembar dan Gunung Talang. Karena masih termasuk tanah Minang, kopi ini juga dikenal dengan nama kopi Solok Minang. Apapun namanya, yang pasti kopi ini diterima dengan baik oleh masyarakat luas, bukan hanya di Sumatra, tetapi di seluruh Indonesia. Bahkan, bila diolah dengan tepat, kualitasnya tidak akan kalah dengan kopi dari negara-negara lain. Faktanya, kopi ini juga dijual hingga manca negara. Itulah kenapa penikmat kopi ini bukan hanya dari Indonesia tetapi juga dari beberapa negara lain terutama negara tetangga.
Kopi Janggut, Kopi Bersejarah di Solok Selatan
Di Solok Selatan, ada sebuah sungai bernama Sungai Lambai, terletak di Kecamatan Sangir. Di sini lah terdapat lahan perkebunan kopi yang mana kopinya disebut kopi janggut. Kopi ini sudah ada sejak lama dan menjadi salah satu kopi paling awal yang berada di Solok Selatan. Sebenarnya, kopi janggu ini adalah sebuah kopi bisnis oleh seseorang warga Solok Selatan. Namun, kopi janggut ini berhasil menginspirasi banyak masyarakat di Solok Selatan untuk lebih mencintai kopi, bukan hanya sebagai penikmat tetapi juga sebagai petani kopi. Hingga saat ini, kopi janggut ini sudah dipasarkan di berbagai wilayah. Yang pasti, kopi Solok Selatan adalah salah satu kebanggaan kopi di Indonesia.
Harga Kopi Solok Selatan
Karena sudah dipasarkan di berbagai wilayah, bukan hanya di Sumatra Barat tetapi di seluruh Indonesia dan bahkan manca negara, harga yang ditawarkan pun bermacam-macam. Ada banyak sekali produk kopi asli dari Solok Selatan dalam bentuk saset. Ukuran atau isinya pun bervariasi dari mulai 250 gram, 500 gram hingga 1 kilogram. Jadi, kalian bisa memilih ukuran saset yang sesuai dengan kebutuhan kalian, termasuk seberapa sering kalian minum kopi.
Kopi khas Sumatra Barat ini diproduksi dengan berbagai pilihan grade termasuk Specialty Grade yang paling banyak disukai masyarakat. Aromanya sangat menggoda dengan aroma spicy dan buah-buahan. Di samping itu, kopi ini juga memiliki kadar asam yang cukup tinggi. Rasanya pun juga nampak bermacam-macam seperti yang sudah kita bahas di atas yaitu lemon, caramel dan cokelat. Untuk masalah harga, itu tergantung yang kalian beli. Jika kalian membeli kopi Solok Selatan dalam bentuk bubuk, harganya sekitar mulai dari 60 ribu per pack. Namun, jika kalian ingin membeli green bean, harganya lebih mahal mulai dari sekitar 105 ribu per kilogram.
Cara Menikmati Kopi Solok Selatan
Seperti yang sudah kita bahas di atas, kopi ini memiliki cita rasa yang unik dengan rasa bermacam-macam. Pantas saja kopi ini rasanya unik dan nikmat. Agar lebih nikmat, kalian bisa mencoba beberapa tips berikut ini. Salah satunya dengan mencampur dengan buah lemon agar rasa lemon di kopi tersebut lebih terasa. Selain itu, kopi ini juga memiliki cita rasa caramel sehingga akan lebih nikmat jika kalian meminumnya dengan campuran susu caramel. Kemudian, kopi ini juga akan lebih istimewa jika diseduh dengan dicampur cokelat. Seperti kita tahu, kopi ini juga mengandung cita rasa cokelat. Jadi, ini akan menjadi perpaduan yang nikmat sekali. Terakhir, nikmati kopi ini saat bersantai secara rileks terutama saat akhir pekan,
Itulah yang perlu diketahui tentang kopi Solok Selatan yang sangat popular di Sumatra Barat. Jika kalian penasaran, saat ini juga kalian bisa langsung membelinya di toko yang menyediakan atau membeli secara online.
Sumber: http://www.lintaskopi.com/kopi-solok-selatan-kopi-sumatra-barat-dengan-cita-rasa-yang-khas/
Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...
Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...
Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati