Kopi dari Maluku dikenal dengan nama Kopi Sibu-sibu. Kata 'sibu-sibu' berasal dari bahasa Maluku yang berarti angin sepoi-sepoi. Sedangkan, dalam bahasa Melayu Ambon disebut 'Hail buang lansyik' yang memiliki arti rumah tempat melepas penat. Kopi sibu-sibu menggunakan jenis kopi robusta dan dihaluskan dengan cara tradisional, sehingga tidak menghilangkan aroma asli kopi.
Uniknya, sajian kopi sibu-sibu berbeda dengan kopi pada umumnya. Secangkir kopi sibu-sibu diberi tambahan cacahan biji ketapang, dan campuran bubuk cengkeh halus. Jadi ketika diminum akan tercium aroma kopi yang kuat dan khas yang mungkin belum pernah Anda coba sebelumnya.
Secangkir kopi sibu-sibu akan semakin nikmat, bila disandingkan dengan kue kecil khas Ambon, seperti kue kasbi, koyabu, bruder sagure, pulut unti, dan camilan khas lainnya. Masyarakat di Ambon, memang sudah terkenal dengan tradisi meminum kopinya. Tak heran jika kopi sibu-sibu menjadi sajian unik dan khas kota tersebut.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang