Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Sampang
Kisah Putri Nandi dari Sampang
- 11 Juli 2018
Sekarang lingga ini tidak diketahui lagi dimana tersimpan. didalam lingga itu memuat tujuh baris tulisan. Sayangnya hanya dua baris saja yang dapat dibaca secara pasti, yaitu : Baris pertama i caka 1301 dan baris terakhir nagara gata bhuwanagong.
 
Baris pertama i caka 1301 menunjukkan tahun 1301 C = 1379 AD, karena tahun 1 Caka baru dimulai setelah tahun Masehi berlangsung 78 tahun. Maka untuk menyamakan tahun Caka dengan tahun Masehi perlu ditambah 78 tahun. Dengan disebutnya i caka 1301 ini, dapat diketahui bahwa lingga itu dibuat bersamaan dengan tahun ke 29 pemerintahan raja Hayam Wuruk (1350-1389)dari Kerajaan Majapahit.
 
Baris ketujuh nagara gata bhuwanagong dapat diuraikan menjadi nagara-gata-bhuwana-agong yang diduga merupakan suatu Candrasangkala. Nilai kata-kata itu ialah nagara = 1 gata (wadah,tempat)= 5 bhuwana = 1 agong = 1. Jadi diketemukan angka 1511 dan jika dibaca dari belakang ketemu 1151 C = 1229 AD. Tahun 1151 C = 1229 AD ini bersamaan dengan tahun ke 7 pemerintahan Ken Arok (1222-1247 AD) dari Kerajaan Singhasari.
 
Persoalan yang tetap belum dapat dipecahkan adalah hubungan tahun 1301 C dengan tahun 1151 C yang sama-sama tercantum pada lingga itu, karena lima baris kalimat lainnya tidak terbaca. Selain itu jika tahun 1301 C = 1379 AD dikaitkan dengan masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan tahun 1151 C = 1229 AD dihubungkan dengan masa pemerintahan Raja Ken Arok, kedua tahun tersebut juga tidak memberi petunjuk adanya kejadian-kejadian penting yang menyangkut tindakan kedua Raja itu terhadap Sampang maupun Madura.
 
Pondasi Bekas Bangunan Kuno
 
Di Desa Kemoning selain ditemukan sebuah lingga, terdapat pondasi bekas dari bangunan kuno dan menurut cerita penduduk setempat dikatakan adanya kerajaan kecil (rijkje) disebut Nandi.
Berdasarkan pondasi bekas bangunan kuno itu dapat diketahui bahwa bangunan tersebut merupakan suatu Candi bukan suatu Kerajaan atau Keraton. Hal itu dapat dikembalikan kepada sifat homo religius manusia pada zaman kuno, maka bangunan-bangunan bersifat keagamaan akan digunakan bahan-bahan yang lebih baik agar lebih tahan lama daripada bangunan-bangungan profan termasuk pula istana. Sehingga sisa-sisa pondasi yang masih ada sekarang ini adalah bekas pondasi suatu candi.
 
Sedangkan nama Nandi menunjukkan candi itu bersifat Ciwa. karena nandi (sapi) menurut mitologi Hindhu menjadi wahana (kendaraan) Dewa Ciwa. Hal ini dapat diperkuat dengan diketemukannya lingga diatas, karena lingga merupakan lambang Dewa Ciwa dan menjadi bagian dari candi yang biasanya diletakkan di atas Yoni dalam suatu candi.
 
Sampai sekarang dikalangan penduduk setempat masih hidup cerita mengenai Putri Nandi. Berdasarkan nama Putri Nandi ini dapat ditafsirkan bahwa Putri yang dimaksud ialah Durga Mahesasuramardhini yaitu salah satu cakti atau perwujudan Dewa Cita sebagai wanita (dewi) yang membunuh raksasa dengan berkendaraan Nandi. Patung semacam itu masih terdapat pada candi Ciwa atau candi induk Prambanan di bilik utara dan penduduk menyebutnya Rara Jongrang yang berarti gadis bertubuh tinggi ramping.
 
Mengenai waktu pembuatan candi Ciwaistis di Desa Kemoning itu adalah tahun 1301 C = 1379 AD seperti tahun yang tertera dalam lingga, jadi semasa dengan Kerajaan Majapahit. Hal ini dapat dihubungkan dengan sisa bahan bangunan masa Kerajaan Majapahit yang banyak terdapat di Trowulan-Mojokerto. (Drs. Goenadi Brahmantyo)
 
Sumber: http://www.lontarmadura.com/putri-nandi-sampang-madura/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU