|
|
|
|
Kirab Apem Sewu Tanggal 15 Aug 2018 oleh OSKM_16518237_Figo Agil Alunjati. |
Solo merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang sarat akan nilai-nilai budaya. Salah satu kebudayaan yang berasal dari solo adalah Kirab Apem Sewu.
kebudayaan Jawa Tengah yang merupakan acara ritual syukuran oleh masyarakat kampong Sewu yang biasanya digelar pada acara bulan Haji. Ritual ini diadakan guna mengenalkan kampong sewu sebagai sentra produksi apem pada seluruh masyarakat yang sekaligus dijadikan untuk menghargai para pembuat apem. Tak hanya itu saja, ritual ini juga sebagai ungkapan syukur terhadap Tuhan karena desa dan tempat tinggal mereka jau dari bencana.
Kirab Apem Sewu adalah tradisi sedekah desa di Kampung Sewu, Solo, Jawa Tengah. Tujuan diadakannya kirab ini semacam bersih desa, yakni membersihkan kampung dan seluruh warganya dari segala mala petaka dan mara bahaya agar dapat hidup rukun berdampingan. Dalam bahasa jawa, apem sewu berarti 1000 apem, maka dalam kirab ini sejumlah 1000 apem di buat gunungan yang telah didoakan diarak berkeliling Kampung Sewu yang kemudian apem-apem tersebut akan disebarkan kepada warga yang hadir dalam acara tersebut sebagai bentuk rasa syukur. Kirab ini biasa digelar setiap bulan haji (bulan Zulhijah-kalender penanggalan Islam).
Ritual syukuran itu dibuat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena desa dan tempat tinggal mereka terhindar dari bencana. Itu disebabkan letak Kampung Sewu Solo ini adanya di pinggir Sungai Bengawan Solo yang termasuk daerah rawan banjir. Makanya, masyarakat mensyukurinya. Selain itu, kirab ini diadakan untuk mengenalkan Kampung Sewu sebagai sentra produksi apem kepada seluruh masyarakat sekaligus menghargai para pembuat apem yang ada di sana. upacara ritual syukuran ini berawal dari amanah yang disampaikan Ki Ageng Gribig kepada seluruh warga untuk membuat 1.000 kue apam dan membagikannya kepada masyarakat sebagai wujud rasa syukur. Sejalan dengan berkembangnya zaman, maka ritual kirab apem sewu ini diawali dengan kirab budaya warga Solo yang memakai pakaian adat Solo, seperti kebaya, tokoh punakawan, dan kostum pasukan keraton. Anak-anak sekolah juga menjadi peserta kirab dengan menampilkan marching band SD, atraksi Liong (naga), serta aneka pertunjukan tarian tradisional dan teater. 1.000 kue apem yang sudah disusun menjadi gunungan itu diarak dari lapangan Kampung Sewu menuju area sekitar kampung sepanjang dua kilometer. Acara kirab berlangsung selama satu hari, yang dimulai dengan prosesi penyerahan bahan makanan (uba rampe) pembuat kue apam dari tokoh masyarakat Solo kepada sesepuh Kampung Sewu di Lapangan Kampung Sewu, Solo.
Kita sebagai warga Indonesia harus bangga akan saratnya budaya yang ada di negeri ini. Kita juga harus melestarikan budaya-budaya yang ada agar tidak punah dan dapat bermanfaat bagi anak cucu kita.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |