Kesenian Manongan merupakan salah satu kesenian berasal dari Kabupaten Purbalingga tepatnya di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang yang mungkin belum banyak diketahui bahkan di daerah Purbalingga itu sendiri. Menurut catatan yang ada kesenian Manongan ada sejak tahun 1945. Namun dipercayai jauh sebelum itu kesenian Manongan sudah ada dan dibawa oleh orang yang menyebarkan agama Islam karena kesenian ini berisi perpaduan Islam dengan Hindu.
Kesenian Manongan adalah kesenian yang menggambarkan kepercayaan. Menceritakan tentang kehidupan seseorang dari rahim hingga matinya. Kesenian ini termasuk juga ke dalam kesenian yang dianggap sakral. Pelaksanaanya hanya di hari-hari tertentu seperti bulan suro dan waktu pelaksanaannya dari pukul 21.00-04.00. Pada puncak acara kesenian ini, akan terdapat seseorang yang Mendem (Kerasukan) roh dari leluhur. Terdapat mitos bahwa kesenian Manongan ini menceritakan tentang seorang putri yang ditinggal suaminya berperang. Putri itu selalu murung karena tidak ada kabar dari suaminya hingga akhirnya putri tersebut meninggal. Dalam penantiannya itu ia menuangkan kegelisahan hatinya ke dalam kesenian yang dinamakan Manon yang artinya berserah diri kepada yang kuasa.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang