Kerupuk, siapa yang tidak suka kerupuk? Mulai sebagai camilan hingga pendamping nasi hangat, sebagian besar dari kita tidak akan lupa si kering renyah yang satu ini. Kerupuk udang, kerupuk ikan, dan kerupuk aci tentulah sudah sangat familiar bagi kita semua. Namun tahukah anda jika ternyata tersebar banyak jenis kerupuk di negara kita, Indonesia? Jika dari Pulau Sumatera ada kerupuk kemplang yang terkenal lezat, Pulau Jawa pun tidak kalah! Ya, pada Kota Udang alias Kota Cirebon yang terletak di Jawa Barat, terdapat satu jenis kerupuk yang sudah sangat legendaris, kerupuk melarat.
Tentunya kita akan kaget jika baru pertama kali mendengar namanya. Meskipun begitu, kerupuk ini memiliki cita rasa yang khas nan lezat yang tentunya disukai oleh segala jenis kalangan. Penamaan meralat pun bukan tanpa alasan, dengan kondisi perekonomian yang kurang baik pada tahun 1900an, warga Cirebon kesulitan mendapatkan bahan pangan khususnya minyak goreng. Kondisi yang sulit tidak membuat warga berhenti untuk berinovasi dengan bahan yang ada. Dengan segala keterbatasan, mereka membuat kerupuk melarat. Ketidakadaan minyak goreng membuat mereka menggoreng menggunakan pasir yang sudah dibersihkan terlebih dahulu. Cara ini dikenal dengan istilah yang lebih keren yaitu sangrai. Kerupuk berbahan tepung tapioka ini perlahan dicintai warga hingga saat ini.
Tak berhenti di situ, kreativitas warga pun kembali muncul setelah adanya kerupuk melarat. Selain sebagai pendamping nasi hangat, kerupuk melarat pun dijadikan camilan. Dengan saus kacang atau saus sambal, serta dengan adanya tambahan lain seperti bala-bala dan tahu goreng, kerupuk melarat menjadi semakin lezat dan bervariatif dalam rasa. Meskipun begitu, sesuai namanya, harga kerupuk melarat tidak mahal dan sangat terjangkau oleh seluruh elemen masyarakat. Ayo kita makan kerupuk melarat, tapi jangan sampai melarat ya kawan! ;)
OSKM18_16918050_JOEL ABEDNEGO
#OSKMITB2018
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , noc...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang