Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Kalimantan Tengah Dayak
Keripik Kelakai
- 4 September 2017

Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia hidup harmonis dengan alam, hutan menjadi salah satu sumber penghidupannya. Berbagai flora yang tumbuh di hutan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanaman Kelakai contohnya, tanaman sejenis ganggang yang tumbuh di hutan rawa-rawa ini mempunyai banyak khasiat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak.

Kelakai yang mempunyai nama latin stenochlaena palustris dikenal mempunyai berbagai khasiat, seperti mampu meredakan diare, menambah darah, dan bahkan banyak orang suku Dayak yang meyakini bahwa mengkonsumsi kelakai bisa menjadikan tubuh awet muda.

Kini tanaman kelakai banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Satu ikat kelakai dijual dengan harga Rp 1000 – Rp 2000, jika tidak ingin membeli, kelakai pun bisa ditemukan di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah. Namun dibutuhkan kejelian dalam mencari kelakai, pasalnya tanaman ini tumbuh diantara tanaman-tanaman yang lain.

Masyarakat Kapuas mengenal beberapa cara dalam mengolah kelakai menjadi kuliner yang lezat, salah satunya adalah keripik kelakai. Keripik kelakai memanfaatkan daun kelakai yang masih muda. Cara membuatnya pun sangat mudah, daun kelakai muda yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam adonan tepung bumbu dengan kekentalan tertentu, lalu digoreng di atas minyak yang penuh dan panas. Setelah digoreng dan kering, keripik kelakai pun siap untuk disantap, perpaduan renyah dan gurih keripik kelakai terasa lezat di mulut.

Keripik kelakai merupakan cemilan khas Dayak, keripik ini banyak ditemukan dan menjadi salah satu oleh-oleh dari kabupaten Kapuas. Dibanderol dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000, keripik kelakai bisa dijadikan teman yang asyik disaat santai bersama keluarga dan teman tercinta.Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia hidup harmonis dengan alam, hutan menjadi salah satu sumber penghidupannya. Berbagai flora yang tumbuh di hutan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanaman Kelakai contohnya, tanaman sejenis ganggang yang tumbuh di hutan rawa-rawa ini mempunyai banyak khasiat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak.

Kelakai yang mempunyai nama latin stenochlaena palustris dikenal mempunyai berbagai khasiat, seperti mampu meredakan diare, menambah darah, dan bahkan banyak orang suku Dayak yang meyakini bahwa mengkonsumsi kelakai bisa menjadikan tubuh awet muda.

Kini tanaman kelakai banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Satu ikat kelakai dijual dengan harga Rp 1000 – Rp 2000, jika tidak ingin membeli, kelakai pun bisa ditemukan di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah. Namun dibutuhkan kejelian dalam mencari kelakai, pasalnya tanaman ini tumbuh diantara tanaman-tanaman yang lain.

Masyarakat Kapuas mengenal beberapa cara dalam mengolah kelakai menjadi kuliner yang lezat, salah satunya adalah keripik kelakai. Keripik kelakai memanfaatkan daun kelakai yang masih muda. Cara membuatnya pun sangat mudah, daun kelakai muda yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam adonan tepung bumbu dengan kekentalan tertentu, lalu digoreng di atas minyak yang penuh dan panas. Setelah digoreng dan kering, keripik kelakai pun siap untuk disantap, perpaduan renyah dan gurih keripik kelakai terasa lezat di mulut.

Keripik kelakai merupakan cemilan khas Dayak, keripik ini banyak ditemukan dan menjadi salah satu oleh-oleh dari kabupaten Kapuas. Dibanderol dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000, keripik kelakai bisa dijadikan teman yang asyik disaat santai bersama keluarga dan teman tercinta.Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia hidup harmonis dengan alam, hutan menjadi salah satu sumber penghidupannya. Berbagai flora yang tumbuh di hutan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanaman Kelakai contohnya, tanaman sejenis ganggang yang tumbuh di hutan rawa-rawa ini mempunyai banyak khasiat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak.

Kelakai yang mempunyai nama latin stenochlaena palustris dikenal mempunyai berbagai khasiat, seperti mampu meredakan diare, menambah darah, dan bahkan banyak orang suku Dayak yang meyakini bahwa mengkonsumsi kelakai bisa menjadikan tubuh awet muda.

Kini tanaman kelakai banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Satu ikat kelakai dijual dengan harga Rp 1000 – Rp 2000, jika tidak ingin membeli, kelakai pun bisa ditemukan di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah. Namun dibutuhkan kejelian dalam mencari kelakai, pasalnya tanaman ini tumbuh diantara tanaman-tanaman yang lain.

Masyarakat Kapuas mengenal beberapa cara dalam mengolah kelakai menjadi kuliner yang lezat, salah satunya adalah keripik kelakai. Keripik kelakai memanfaatkan daun kelakai yang masih muda. Cara membuatnya pun sangat mudah, daun kelakai muda yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam adonan tepung bumbu dengan kekentalan tertentu, lalu digoreng di atas minyak yang penuh dan panas. Setelah digoreng dan kering, keripik kelakai pun siap untuk disantap, perpaduan renyah dan gurih keripik kelakai terasa lezat di mulut.

Keripik kelakai merupakan cemilan khas Dayak, keripik ini banyak ditemukan dan menjadi salah satu oleh-oleh dari kabupaten Kapuas. Dibanderol dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000, keripik kelakai bisa dijadikan teman yang asyik disaat santai bersama keluarga dan teman tercinta.Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia hidup harmonis dengan alam, hutan menjadi salah satu sumber penghidupannya. Berbagai flora yang tumbuh di hutan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanaman Kelakai contohnya, tanaman sejenis ganggang yang tumbuh di hutan rawa-rawa ini mempunyai banyak khasiat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak.

Kelakai yang mempunyai nama latin stenochlaena palustris dikenal mempunyai berbagai khasiat, seperti mampu meredakan diare, menambah darah, dan bahkan banyak orang suku Dayak yang meyakini bahwa mengkonsumsi kelakai bisa menjadikan tubuh awet muda.

Kini tanaman kelakai banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Satu ikat kelakai dijual dengan harga Rp 1000 – Rp 2000, jika tidak ingin membeli, kelakai pun bisa ditemukan di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah. Namun dibutuhkan kejelian dalam mencari kelakai, pasalnya tanaman ini tumbuh diantara tanaman-tanaman yang lain.

Masyarakat Kapuas mengenal beberapa cara dalam mengolah kelakai menjadi kuliner yang lezat, salah satunya adalah keripik kelakai. Keripik kelakai memanfaatkan daun kelakai yang masih muda. Cara membuatnya pun sangat mudah, daun kelakai muda yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam adonan tepung bumbu dengan kekentalan tertentu, lalu digoreng di atas minyak yang penuh dan panas. Setelah digoreng dan kering, keripik kelakai pun siap untuk disantap, perpaduan renyah dan gurih keripik kelakai terasa lezat di mulut.

Keripik kelakai merupakan cemilan khas Dayak, keripik ini banyak ditemukan dan menjadi salah satu oleh-oleh dari kabupaten Kapuas. Dibanderol dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000, keripik kelakai bisa dijadikan teman yang asyik disaat santai bersama keluarga dan teman tercinta.Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia hidup harmonis dengan alam, hutan menjadi salah satu sumber penghidupannya. Berbagai flora yang tumbuh di hutan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanaman Kelakai contohnya, tanaman sejenis ganggang yang tumbuh di hutan rawa-rawa ini mempunyai banyak khasiat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak.

Kelakai yang mempunyai nama latin stenochlaena palustris dikenal mempunyai berbagai khasiat, seperti mampu meredakan diare, menambah darah, dan bahkan banyak orang suku Dayak yang meyakini bahwa mengkonsumsi kelakai bisa menjadikan tubuh awet muda.

Kini tanaman kelakai banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Satu ikat kelakai dijual dengan harga Rp 1000 – Rp 2000, jika tidak ingin membeli, kelakai pun bisa ditemukan di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah. Namun dibutuhkan kejelian dalam mencari kelakai, pasalnya tanaman ini tumbuh diantara tanaman-tanaman yang lain.

Masyarakat Kapuas mengenal beberapa cara dalam mengolah kelakai menjadi kuliner yang lezat, salah satunya adalah keripik kelakai. Keripik kelakai memanfaatkan daun kelakai yang masih muda. Cara membuatnya pun sangat mudah, daun kelakai muda yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam adonan tepung bumbu dengan kekentalan tertentu, lalu digoreng di atas minyak yang penuh dan panas. Setelah digoreng dan kering, keripik kelakai pun siap untuk disantap, perpaduan renyah dan gurih keripik kelakai terasa lezat di mulut.

Keripik kelakai merupakan cemilan khas Dayak, keripik ini banyak ditemukan dan menjadi salah satu oleh-oleh dari kabupaten Kapuas. Dibanderol dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000, keripik kelakai bisa dijadikan teman yang asyik disaat santai bersama keluarga dan teman tercinta.Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia hidup harmonis dengan alam, hutan menjadi salah satu sumber penghidupannya. Berbagai flora yang tumbuh di hutan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanaman Kelakai contohnya, tanaman sejenis ganggang yang tumbuh di hutan rawa-rawa ini mempunyai banyak khasiat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak.

Kelakai yang mempunyai nama latin stenochlaena palustris dikenal mempunyai berbagai khasiat, seperti mampu meredakan diare, menambah darah, dan bahkan banyak orang suku Dayak yang meyakini bahwa mengkonsumsi kelakai bisa menjadikan tubuh awet muda.

Kini tanaman kelakai banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Satu ikat kelakai dijual dengan harga Rp 1000 – Rp 2000, jika tidak ingin membeli, kelakai pun bisa ditemukan di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah. Namun dibutuhkan kejelian dalam mencari kelakai, pasalnya tanaman ini tumbuh diantara tanaman-tanaman yang lain.

Masyarakat Kapuas mengenal beberapa cara dalam mengolah kelakai menjadi kuliner yang lezat, salah satunya adalah keripik kelakai. Keripik kelakai memanfaatkan daun kelakai yang masih muda. Cara membuatnya pun sangat mudah, daun kelakai muda yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam adonan tepung bumbu dengan kekentalan tertentu, lalu digoreng di atas minyak yang penuh dan panas. Setelah digoreng dan kering, keripik kelakai pun siap untuk disantap, perpaduan renyah dan gurih keripik kelakai terasa lezat di mulut.

Keripik kelakai merupakan cemilan khas Dayak, keripik ini banyak ditemukan dan menjadi salah satu oleh-oleh dari kabupaten Kapuas. Dibanderol dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000, keripik kelakai bisa dijadikan teman yang asyik disaat santai bersama keluarga dan teman tercinta.Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia hidup harmonis dengan alam, hutan menjadi salah satu sumber penghidupannya. Berbagai flora yang tumbuh di hutan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanaman Kelakai contohnya, tanaman sejenis ganggang yang tumbuh di hutan rawa-rawa ini mempunyai banyak khasiat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak.

Kelakai yang mempunyai nama latin stenochlaena palustris dikenal mempunyai berbagai khasiat, seperti mampu meredakan diare, menambah darah, dan bahkan banyak orang suku Dayak yang meyakini bahwa mengkonsumsi kelakai bisa menjadikan tubuh awet muda.

Kini tanaman kelakai banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Satu ikat kelakai dijual dengan harga Rp 1000 – Rp 2000, jika tidak ingin membeli, kelakai pun bisa ditemukan di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah. Namun dibutuhkan kejelian dalam mencari kelakai, pasalnya tanaman ini tumbuh diantara tanaman-tanaman yang lain.

Masyarakat Kapuas mengenal beberapa cara dalam mengolah kelakai menjadi kuliner yang lezat, salah satunya adalah keripik kelakai. Keripik kelakai memanfaatkan daun kelakai yang masih muda. Cara membuatnya pun sangat mudah, daun kelakai muda yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam adonan tepung bumbu dengan kekentalan tertentu, lalu digoreng di atas minyak yang penuh dan panas. Setelah digoreng dan kering, keripik kelakai pun siap untuk disantap, perpaduan renyah dan gurih keripik kelakai terasa lezat di mulut.

Keripik kelakai merupakan cemilan khas Dayak, keripik ini banyak ditemukan dan menjadi salah satu oleh-oleh dari kabupaten Kapuas. Dibanderol dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000, keripik kelakai bisa dijadikan teman yang asyik disaat santai bersama keluarga dan teman tercinta.Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia hidup harmonis dengan alam, hutan menjadi salah satu sumber penghidupannya. Berbagai flora yang tumbuh di hutan mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanaman Kelakai contohnya, tanaman sejenis ganggang yang tumbuh di hutan rawa-rawa ini mempunyai banyak khasiat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak.

Kelakai yang mempunyai nama latin stenochlaena palustris dikenal mempunyai berbagai khasiat, seperti mampu meredakan diare, menambah darah, dan bahkan banyak orang suku Dayak yang meyakini bahwa mengkonsumsi kelakai bisa menjadikan tubuh awet muda.

Kini tanaman kelakai banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Satu ikat kelakai dijual dengan harga Rp 1000 – Rp 2000, jika tidak ingin membeli, kelakai pun bisa ditemukan di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah. Namun dibutuhkan kejelian dalam mencari kelakai, pasalnya tanaman ini tumbuh diantara tanaman-tanaman yang lain.

Masyarakat Kapuas mengenal beberapa cara dalam mengolah kelakai menjadi kuliner yang lezat, salah satunya adalah keripik kelakai. Keripik kelakai memanfaatkan daun kelakai yang masih muda. Cara membuatnya pun sangat mudah, daun kelakai muda yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam adonan tepung bumbu dengan kekentalan tertentu, lalu digoreng di atas minyak yang penuh dan panas. Setelah digoreng dan kering, keripik kelakai pun siap untuk disantap, perpaduan renyah dan gurih keripik kelakai terasa lezat di mulut.

Keripik kelakai merupakan cemilan khas Dayak, keripik ini banyak ditemukan dan menjadi salah satu oleh-oleh dari kabupaten Kapuas. Dibanderol dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000, keripik kelakai bisa dijadikan teman yang asyik disaat santai bersama keluarga dan teman tercinta.

 

Bahan : 

-    Daun yang masih muda atau pucuk kelakai
-    Tepung Beras
-    Tepung Tapioka
-    Telur
 
Bumbu :
-    Bawang putih
-    Garam
-    Ketumbar
-    Kemiri
 
Cara Membuat :
-    Bersihkan kelakai, ambil daun yang muda saja.
-    Haluskan semua bumbu.
-    Campur semua tepung, tambahkan bumbu dan telur, aduk rata sambil ditambahkan air secukupnya.
-    Aduk sampai merata dan terbentuk adonan dengan kekentalan tertentu (seperti adonan rempeyek).
-    Panaskan minyak goreng di wajan, setelah panas celupkan satu persatu daun kelakai ke dalam adonan lalu goreng sampai matang / kering / garing.
-    Angkat keripik, tiriskan.
-    Keripik siap disajikan dan dikemas.
 

sumber gambar : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/keripik-kelakai-cemilan-unik-berkhasiat

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline