UKMDepok.co.id – Membuat keripik belimbing Depok merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai jual komoditas buah ini. Sebab ada hal-hal yang membuat buah belimbing perlu menambah nilai jualnya. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa
Alasan belimbing perlu nilai tambah
∙ Kuantitas yang banyak. Pada musim panen raya jumlah buah belimbing akan melimpah, sehingga menurunkan harga buah belimbing dipasaran. Dengan mengubah buah belimbing segar menjadi produk olahan, maka bisa meningkatkan nilai tambah dari buah belimbing di musim panen.
∙ Kualitas yang rendah. Buah belimbing yang berkualitas rendah, di mana beratnya kurang dari 150 gr atau siripnya cacat, tidak bisa memenuhi standar untuk penjualan dipasaran. Sehingga mengolah buah belimbing berkualitas rendah menjadi produk olahan adalah langkah tepat untuk memanfaatkan buah dan mendapatkan keuntungan lebih.
Olahan kripik belimbing
Bagi Anda yang ingin mencoba mengolah buah belimbing menjadi kripik tentu saja bisa Anda lakukan di rumah. Hal ini juga bisa Anda lakukan jika Anda membeli belimbing yang masih masam. Berikut ini adalah bahan, alat dan cara membuat keripik belimbing.
Bahan
∙ 2 buah belimbing matang
∙ 2 cup air
∙ 2 cup gula
Alat
∙ Pisau (jika ada pisau yang bisa disetel ukuran pemotongannya)
∙ Panci (ukuran 2 liter)
∙ Saringan
∙ Loyang anti lengket
∙ Oven
Cara membuat
∙ Cuci bersih buah belimbing
∙ Iris buah belimbing secara melintang dengan ketebalan sekitar 1/16 inci
∙ Kemudian ambil panci dan didihkan air bersama gula, lalu aduk hingga gula larut
∙ Masukan belimbing ke dalam panci tetapi cukup sebentar saja lalu angkat panci dari kompor
∙ Biarkan belimbing selama 15 menit berada di panci tanpa penutup
∙ Tiriskan belimbing yang ada di dalam panci dengan saringan, lalu tunggu selama 15
∙ Bisa ditambahkan sirup apel strudels
∙ Panaskan oven dengan suhu 200 derajat celcius
∙ Gunakan loyang datar untuk mengatur irisan buah belimbing, dan pastikan tidak menempel satu sama lain
∙ Lalu panggang selama 60 hingga 90 menit agar irisan buah belimbing menjadi kering
∙ Angkat dan tunggu hingga dingin
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dala...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang