Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Hikayat Kepulauan Bangka Belitung Buding, Belitung
Keramat Gadong
- 20 Desember 2014
Buding adalah desa terdekat wilayah Kecamatan Kelapa Kampit,  berjarak sekitar 44 kilometer dari Tanjungpandan, ibu kota Kabupaten Belitung. Penduduk desa ini memiliki legenda “ kebanggaan “, Keramat Gadong.
 
Kisah ini terjadi jauh sebelum datang penjajah. Di saat jalan raya yang menghubungkan Tanjungpandan – Manggar ( seperti sekarang ini ) belum ada. Saat sebagian besar penduduk memilih tinggal di pedalaman untuk menghindarkan gangguan lanun yang suka merampok, serta menculik wanita dan anak-anak.
 
Di antara penduduk Belitung yang tinggal di pedalaman tersebut terdapatlah satu keluarga bermukim di sekitar daerah Buding mengarah ke Pering. Keluarga ini mengandalkan hidup dari hasil ladang, hingga mereka selalu berpindah-pindah mengikuti ladang yang di buka.Kepala keluarga itu bernama Kuman Manor. Ia memiliki seorang istri yang sedang mengandung anak keduanya dan seorang anak perempuan bernama Taila.
 
Hatta. Suatu hari, saat sedang musim mengetam padi, kubok ( kumpulan rumah di tengah perladangan.) Kuman Manor di datangi serombongan lanun di bawah pimpinan Panglima Usup. Mereka datang melalui Pantai Pering, bermaksud merampok dan berbuat apa saja yang menurut mereka baik.
 
Tapi kedatangan kelompok lanun ini ke kubok Kuman Manor nampaknya tak sesuai harapan semula. Mereka tidak bisa berbuat sekehendak hati terhadap penduduk di kubok itu, karena Kuman Manor adalah orang yang tidak gampang di taklukkan. Hingga terjadilah perang tanding mengandalkan pedang, tombak, keris, petumang, dan lain-lain senjata antara para lanun pimpinan Panglima Usup melawan penduduk kubok Kuman Manor.
 
Dalam perang tanding itu satu demi satu lanun tewas di tangan Kuman Manor. Sedang dia sendiri jangankan luka, tergorespun tidak. Perang tanding ini di akhiri dengan menyerahnya Panglima Usup dalam kondisi sangat kritis dengan luka parah di sekujur tubuh. Oleh Kuman Manor, Panglima Usup yang sudah menyerah dengan luka parah itu bukan nya di bunuh, malah di bawanya kerumah untuk di obati.
 
Berhari-hari setelah diobati Panglima Usup dan kebetulan yang sehari-harinya tinggal di rumah Kuman Manor berangsur sembuh. Kebaikan keluarga ini rupanya telah membuat hati Panglima Usup tergugah. Hingga ia kemudian menganggap Kuman Manor sebagai orang tua sendiri. Sementara Kuman Manor yang belum memiliki anak laki-laki juga tak keberatan mengangkatnya sebagai anaknya.
 
Sesudah berbulan-bulan berdiam di rumah Kuman Manor, timbul keinginan Panglima Usup untuk berlayar. Keinginan itu ia utarakan kepada ayah dan ibu angkatnya yang kemudian tidak keberatan mengabulkan permintaan tersebut. Oleh ibu angkatnya dimasaklah berbagai macam makanan untuk sangu ( re: bekal ) selama dalam pelayaran. Keesokan harinya, diantara kedua orang tua angkatnya,Panglima Usup berangkat dari Pantai Pering, Ia menggunakan perahu yang dulu di gunakan untuk merompak, berangkat ke laut lepas menuju pulau Daek.
 
Selang beberapa kemudian, Panglima Usup yang sudah mempunyai anak buah para lanun lagi, datang menemui Kuman Manor. Bukan untuk merampok,melainkan bersilaturahmi kepada orang tua angkatnya. Untuk kedua orang tua dan adik angkatnya Panglima Usup membawa banyak sekali oleh-oleh, hingga ia di sambut dengan penuh suka cita oleh Kuman Manor. Setelah kedatangan itu, berulangkali Panglima Usup datang dan pergi menemui kerluarga Kuman Manor. Dan setiap kali Panglima Usup datang selalu disambut dengan makanan kesukaannya, kukus.
 
Alkisah, pada suatu hari yang seharusnya menjadi waktu kedatangan Panglima Usup, ia tidak datang. Hingga ibu angkatnya khawatir dan gelisah, kalau-kalau terjadi sesuatu dengannya. Berbeda dengan istrinya, Kuman Manor tak khawatir sedikitpun. Ia malah berfikir suatu waktu Panglima Usup pasti akan datang kembali bukan untuk bersilaturahmi, tetapi membalas dendam. Pikiran itu terus menerus berkecamuk di hati Kuman Manor.
 
Merasa waktu kedatangan sudah dekat, istri Kuman Manor menyiapkan berbagai makanan untuk menyambut kedatangan Panglima Usup. Sementara itu Kuman Manor tidak mau menyambut Panglima usup. Hingga membuat istrinya, yang sedang bersusah payah menyiapkan makanan, marah. Karena itulah, setelah berfikir sejenak, Kuman Manor memutuskan akan berangkat besok pagi-pagi sebelum terbang lalat bersama isrinya. Ia juga minta istrinya memasak nasi ketan.
 
Esok harinya, setelah subuh, mereka berangkat. Namun, sepanjang perjalanan perasaan yang mengganjal fikiran Kuman Manor terus berkecamuk, sehingga ia mengurungkan niat melanjutkan sisa perjalanan. Mengingat pula ketika itu istrinya sedang hamil tua. Beliau khawatir akan terjadi sesuatu yang tak beres. Namun, atas desakan istrinya, walau berat hati, mereka tetap meneruskan perjalanan.
 
Singkat cerita begitu Kuman Manor sampai di pinggir Pantai Pering, tampak perahu lanun tengah berlayar mengarah ke pantai. Dugaan bahwa Panglima Usup yang dulu mengaku sebagai anak angkatnya akan melakukan balas dendam nampaknya akan segera terbukti. Dan hal betul-betul terbukti, ketika setelah dekat pantai perahu-perahu lanun mengepung Kuman Manor dari segala penjuru.
 
Melihat Kuman Manor sudah terkepung, Panglima Usup tak mau menyiakan kesempatan yang telah lama ia rencanakan itu. Begitu Kuman Manor telah betul-betul terpojok, ia langsung menyerang dari segala penjuru. Kuman Manor berusaha mempertahankan diri dari serangan ganas para lanun tersebut. Tapi, walau ia seorang yang tangkas dan sakti atau mungkin ajal sudah dekat, akhirnya tertangkap dan di bawa masuk ke perahu.
 
Di atas perahu itulah kelompok lanun mengeroyok Kuman Manor habis-habisan. Nah,dalam pengeroyokan itu Kuman Manor meminta agar istrinya dibebaskan karena sedang hamil tua. Perimintaan itu di turuti Panglima Usup.
 
Setelah menurunkan istri Kuman Manor, tanpa perikemanusiaan Panglima Usup memotong leher Kuman Manor hingga hampir putus. Setelah itu ia berteriak,” Mulai sekarang habislah panglima daratan Pulau Belitung.” Sekejap kemudian ia pun melemparkan Kuman Manor yang telah diikat dengan leher hampir putus ke laut.
 
Tapi, sebuah keajaiban terjadi. Tubuh Kuman Manor yang telah terikat dengan leher hampir putus terlihat menggeliat dan berteriak,” aku ndak mati,naikan agik aku ke perahu.” Terkejut dengan teriakan itu,segera anak buah Panglima Usup menaikan kembali tubuh Kuman Manor ke atas perahu. Sesampai di atas perahu Panglima Usup langsung menebas perut Kuman Manor hingga isi perutnya terburai keluar. Setelah itu,kembali Panglima Usup melemparkan tubuh Kuman Manor ke laut.
 
Dan,untuk yang kedua kalinya,keajaiban terjadi. Tubuh Kuman Manor kembali menggelepar dan berteriak.” Aku ndak mati. Tapi mun benar mikak nak muno aku, naikan aku ke perahu, lalu mikak cabut kuku induk jari kaki kanan aku.”
 
Oleh para lanun, Kuman Manor segera dinaikan lagi ke perahu dan langsung mencabut kuku induk jari kaki kanan nya. Setelah memastikan Kuman Manor betul-betul tewas, mayatnya di lemparkan kembali ke laut. Setelah itulah baru mayat Kuman Manor terkubur di laut.
 
Tak lama berselang setelah Kuman Manor terbunuh, istrinya melahirkan anak keduanya, seorang bayi laki-laki, yang kemudian hari di kenal sebagai Keramat Gadong.
 
Berselang 15 tahun, Keramat Gadong tumbuh besar dan mulai tahu tentang arti ayah-ibu. Karena tak pernah bertemu, ia pun bertanya hal ihwal ayahnya. Oleh ibunya ia selalu mendapatkan jawaban kurang jelas. Setelah dewasa,bahkan ibunya tak juga memberikan jawaban pasti mengenai keberadaan ayahnya.
 
Penasaran dengan keberadaan sang ayah, Keramat Gadong pun lalu bertanya kepada Makciknya, Yak Linong.
 
“ Kemane la Bapak aku ne Cik, kiape bentuk badan belau to,” Tanya Keramat Gadong.
 
Yak Linong menjawab,” Bapak kau to gede badannye, tapi belau la mati debuno Panglima Usup, urang Daek.”
 
“ Aku nak beliaten ken Bapak,” Lanjut Keramat Gadong.
 
“ Kiape kau nak beliaten ken belau, kaluk la mati,” Jawab Yak Linong.
 
“ Tapi, aku nak beliaten, suat munggak’e “ Desak Keramat Gadong lagi.
 
Di desak demikian, Yak Linong pun menjawab seadanya,” Mun kau nak beliaten kan Bapak kau, kau harus betarak antare Aik Buding kan Aik Linggang.Lalu kau harus mawak sangu tujo ikok ketupat.”
 
Setelah mendapat keterangan Yak Linong, esok harinya Keramat Gadong meminta ibunya menyiapkan tujuh ketupat untuk sangu.
 
Di malam pertama betarak, Keramat Gadong makan satu ketupat, tapi ia belum juga bertemu ayahnya. Begitu juga dengan ketupat kedua, ketiga hingga keenam.
 
Pada malam ketujuh, ketupat terakhir ia makan.Begitu ketupatnya habis,ia memohon kepada yang Kuasa agar dapat bertemu roh ayahnya. Setelah beberapa waktu tepekur,ia pun tertidur nyenyak. Dalam tidur itu lah ia bermimpi bertemu arwah ayahnya sambil berujar, “ Kau ndak akan betemu ken aku, karene aku la de alam lain.Tapi, ape kehendak kau akan ku kabulkan.”
 
Dalam mimpi itu, Keramat Gadong tidak meminta apa-apa dari roh ayahnya,kecuali mau menuntut balas atas kematiannya. Karena itu roh ayahnya langsung berujar,” Baikla mun kitu se, karene aku di alam lain, kau de alam lain, mun kau nak ngelanggar tana Dak, sape la aku. Sebab aku duluk e mati de tangan Panglima Usup urang Daek.”
 
Setelah itu Keramat Gadong bersumpah,”Setiap keturunan Keramat Gadong dak kuang bekawan kan urang Daek.Karene mun bekawan, kawan itu la nok kan ngembuno kamek.” Keramat Gadong juga berpesan kepada anak cucu nya kelak,” Mun keturunan aku ade ape-ape umpamenye kesusahan dan sebagainye, tunu kemenyan,panggil name aku, pasti aku datang.”
 
Begitu kisah pertemuan Keramat Gadong dengan roh ayahnya. Setelah pertemuan itu, Keramat Gadong tinggal berpindah-pindah di hutan antara Buding – Penirukan. Sehari-hari ia berladang sambil menyebarkan agama Islam.Dalam syiarnya, Keramat Gadong memiliki bekal kesaktian di cincang tak mempan,di rendam tidak mati dan di baker tidak di makan api serta berani menghadapi tantangan selalu menggunakan senjata andalan. Di antaranya tombak, pedang, dan dua buah pentuangan. Sementara kakaknya, Taila berkeluarga dengan orang Langkang, yang kemudian di temukan penginggalan Keramat Gadong.
 
Hingga tahun 1986-an senjata penginggalan Keramat Gadong masih di pelihara keturunan nya, Pak Kadir, berupa tirok dan sebuah pedang. Benda penginggalan tersebut, oleh Belanda pernah di minta disimpan di Museum Tanjungpandan Belitung. Tapi, benda-benda itu tak lama di simpan di Museum, sebab tak boleh di bawa kemana-mana, ia harus dipelihara oleh keturunan nya. Benda warisan itu masih mempunyai kekuatan magis, semisal untuk tangkal dan pengobatan.
 
Tentang akhir riwayat Keramat Gadong,beliau menginggal dunia tidak terkubur dan raib menjelang subuh.
 
Pada malam beliau raib, Keramat Gadong mengumplkan semua anak cucunya di kubok di tengah ume. Kira-kira menjelang Subuh,salah satu cucunya mengingatkan,” Be kakik tek ngape lum debangunek, arine la siang, la kan subo.” Karena waktu subuh sudah masuk, cucunya menyibakan kelambu tempat Keramat Gadong tidur sendiri,tanpa di temani istrinya. Tapi apa yang di temukan kemudian, hanya sebuah bantal guling yang di tutupi kain.Setelah kain penutup di buka, ternyata Keramat Gadong tak ada di dalam. Ia raib, hingga yang di kuburkan oleh keluarganya hanyalah bantal guling yang di temukan di dalam kelambu.
 
Kuburan bantal guling itu sendiri terletak di Pering, yang kemudian menjadi tempat orang bernazar.
 
Semasa hidupnya,beliau pernah menanam racun di Aik Tembako, yang terletak kea rah menuju Laut Sandong. Aik Tembako ini ketika sedang musim kemarau tidak boleh di ambil,karena mengandung racun yang memabukan.Konon,racun itu di tanam beliau sebagai salah satu strategi untuk mematikan para lanun yang suka mengambil air di tempat tersebut. Hingga begitu para lanun itu meminum air tersebut, maka akan matilah mereka.
 
Sebagaimana informasi pada cerita di atas, bahwa makam Keramat Gadong berada di sekitar Pering. Dan menurut informasi dari salah satu sumber yang saya temui, keberadaan makam Keramat Gadong memang berada di sekitar Laut Pering dan Desa Penirukan. Mungkin pada lain kesempatan saya bersama tim sobat budaya babel akan menelusuri lokasi tersebut dan mengambil data gambar makam Keramat Gadong untuk menambah bukti kan sejarah tersebut.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel