Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Kalimantan Utara Kalimantan Utara
Kepercayaan Dayak Lun Dayeh
- 6 Agustus 2018

Orang Dayak Lun Dayeh di Indonesia banyak di sekitaran daerah Malinau, Kerayan, Sesayap dan Bahau, jika di Serawak mereka disebut dengan Lun Bawang dan di Sabah digolonkan dalam rumpun Murut. Menurut legenda asal muasal orang Lun Dayeh adalah dari daerah Kalimantan Timur. Konon dahulu ada seorang manusia yang perkasa dan memiliki kesaktian bernama  RANG DUNGO, entah bagaiman ia secara tidak sengaja menemukan sebutir telor  yang sangat besar di puncak gunung. Dari telor ini keluarlah seorang wanita yang cantik jelita dan ia menamakannya TERUR ECO (Telor matahari), yang kemudian dinikahi oleh RANG DUNGO  dan merupakan leluhur  Dayak Lun Dayeh.Tidak banyak literature yang membahas tentang budaya asli Dayak Lun Dayeh ini, bagaimana sistem kepercayaan mula-mulanya sebelum agama Kristen masuk. Sebelumnya orang Lun Dayeh menamakan dirinya sesuai aliran sungai atau nama pemimpinnya. Misal  LUN LABU (Orang Labu), LUN KEMALOH (Orang Kemaloh). Itulah sebabnya diantara Lun Dayeh jaman dahulu lazim saling berperang dan mengayau untuk memperebutkan kekuasaan.

Penulis tertarik dengan kepercayaan Lun Dayeh, ketika berkunjung ke Malinau di setiap Lamin Lun Dayeh selalu ada patung Buaya (atau BUAYE dalam bahasa Lun Dayeh), apakah Lun Dayeh menyembah Buaya sebagai dewanya?. Atau apakah Buaye ini sama dengan “DJATA” didalam keyakinan Dayak Ngaju yang sering dilambangkan dengan Buaya?

 

Dalam adat Dayak Lun Dayeh makhluk halus ini deberi gelar  ADA’ RAYEH. Orang Dayak Lun Dayeh percaya bahwa di alam sekitar ini ada Roh yang menguasainya misal di bukit batu, pohon besar, danau dsb. Beberapa contoh Roh halus yang mereka kenal antara lain ADA’ BUAYE BUDA’ (Roh Buaya Putih), ADA’ GALAU (Roh Naga), ADA’ BALANG (Roh Harimau), & ADA’ TUKUNG.

Dari semua roh yang dikenal Roh Buaya Putih lah yang paling popular dikenal dalam budaya Dayak Lun Dayeh. Diyakini roh ini yang ada di alam sekitar ini akan memberikan pertanda baik atau buruk.

Ada beberap versi lain mengenai Buaya didalam budaya Lun Dayeh (Butuh koreksi), dintaranya:

1. Konon dahulu ada dua makhluk yang berebut daerah kekuasaan, maka kedua makhluk ini melakukan pertandingan dengan melompati sungai, siapa yang jatuh dia kalah. Maka yang kalah terjatuh ke air menjadi Buaya leluhurnya orang Lun Dayeh dan yang sampai ke darat menjadi Macan leluhurnya orang Kenyah

2. Versi lain, bukan lagi makhluk tetapi dua orang yang berebut daerah kekuasaan, pertempuran terjadi ditengah sungai, hamper mirip dengan versi yang pertama, siapa yang jatuh ke air dia akan kalah dan seluruh hartanya akan menjadi milik yang menang. Yang kalah ini menjadi leluhur orang Lun Dayeh dan yang menang ini menjadi leluhur orang Kenyah. Konon oleh karena itulah orang Lun Dayeh tidak memiliki banyak keragaman tarian/budaya dan pernak pernik seperti kenyah. Dan tidak banyak sejarah mengenai Lun Dayeh

 

Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/12/08/kepercayaan-dayak-lun-dayeh/

Dalam adat Dayak Lun Dayeh makhluk halus ini deberi gelar  ADA’ RAYEH. Orang Dayak Lun Dayeh percaya bahwa di alam sekitar ini ada Roh yang menguasainya misal di bukit batu, pohon besar, danau dsb. Beberapa contoh Roh halus yang mereka kenal antara lain ADA’ BUAYE BUDA’ (Roh Buaya Putih), ADA’ GALAU (Roh Naga), ADA’ BALANG (Roh Harimau), & ADA’ TUKUNG.

Dari semua roh yang dikenal Roh Buaya Putih lah yang paling popular dikenal dalam budaya Dayak Lun Dayeh. Diyakini roh ini yang ada di alam sekitar ini akan memberikan pertanda baik atau buruk.

Ada beberap versi lain mengenai Buaya didalam budaya Lun Dayeh (Butuh koreksi), dintaranya:

1. Konon dahulu ada dua makhluk yang berebut daerah kekuasaan, maka kedua makhluk ini melakukan pertandingan dengan melompati sungai, siapa yang jatuh dia kalah. Maka yang kalah terjatuh ke air menjadi Buaya leluhurnya orang Lun Dayeh dan yang sampai ke darat menjadi Macan leluhurnya orang Kenyah

2. Versi lain, bukan lagi makhluk tetapi dua orang yang berebut daerah kekuasaan, pertempuran terjadi ditengah sungai, hamper mirip dengan versi yang pertama, siapa yang jatuh ke air dia akan kalah dan seluruh hartanya akan menjadi milik yang menang. Yang kalah ini menjadi leluhur orang Lun Dayeh dan yang menang ini menjadi leluhur orang Kenyah. Konon oleh karena itulah orang Lun Dayeh tidak memiliki banyak keragaman tarian/budaya dan pernak pernik seperti kenyah. Dan tidak banyak sejarah mengenai Lun Dayeh

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline