Bila anda berjalan mengelilingi Pasar Lama Tangerang, anda dapat menemukan bangunan Kelenteng Boen Tek Bio. Kelenteng yang berada pada persimpangan jalan Bhakti dan jalan Cilame ini merupakan kelenteng tertua yang berada di Tangerang. Berusia lebih dari tiga ratus tahun, kelenteng ini menjadi salah satu bukti sejarah keberadaan kebudayaan Tionghoa di daerah Tangerang.

Di sekitar Kali Pasir, pemerintah Belanda mendirikan pemukiman masyarakat Tionghoa yang diberi nama Petak Sembilan. Daerah Petak Sembilan yang terletak di samping Sungai Cisadane berkembang menjadi pusat perdagangan dan kini menjadi bagian Kota Tangerang. Kira-kira pada tahun 1684, masyarakat Tionghoa di Petak Sembilan membangun kelenteng ini dengan sangat sederhana yang diberi nama Boen Tek Bio (Boen = sastra, Tek = kebajikan, Bio = tempat ibadah). Kelenteng yang didirikan pertama kali masih bertiang bambu dan beratap rumba. Seiring berjalannya waktu, bangunan kelenteng mengalami renovasi dengan bantuan ahli bangunan serta ornamen kelenteng yang berasal dari Tiongkok.

Kelenteng Boen Tek Bio memiliki tradisi yang telah dilakukan selama ratusan tahun yang disebut Gotong Toapekong. Prosesi ini dilakukan setiap 12 tahun sekali (setiap tahun naga menurut kalender Cina) dengan arak-arakan serta ditambah dengan beberapa atraksi seperti liong, barongsai, dan lainnya. Perayaan ini bermaksud untuk menunjukkan rasa syukur dan penghormatan kepada Yang Maha Suci Kwan Im Hud Chow. #OSKM18

Refrensi : http://www.boentekbio.org/index.php/profil/sejarah-boen-tek-bio, https://www.aroengbinang.com/2017/12/kelenteng-boen-tek-bio-tangerang.html

Sumber gambar : https://sportourism.id/adventure-travel/kisah-perahu-rusak-dan-berdirinya-klenteng-boen-tek-bio