Jepara bukan hanya terkenal sebagai tempat kelahiran pejuang emansipasi perempuan RA Kartini, tapi juga terkenal akan kulinernya yang unik-unik. Misalnya Kelap Anten. Sajian ini bisa dibilang mirip dengan sup daging sapi, tapi kuahnya tidak bening melainkan gelap. Dibilang mirip dengan rawon juga tidak menggunakan kluwak sebagai bahan tambahannya. Kalau dibilang mirip pindang, kuahnya tidak kental. Diolah dengan resep kelan antep khas Jepara, sajian ini menggunakan daging sapi tanpa lemak sebagai bahan utamanya. Daripada penasaran, silahkan disimak resep di bawah ini.
Bahan-bahan: 4 ons daging sapi tanpa lemak 1 ½ liter air 6 butir bawang merah, diiris tipis 3 siung bawang putih, diiris tipis menyerong 2 lembar daun salam 2 cm lengkuas, memarkan 2 sendok teh garam 1 ½ sendok teh asam Jawa ½ sendok teh gula pasir
Cara Membuat: 1. Pertama, siapkanlah bahan-bahan dan bumbu yang diperlukan untuk mengolah kelan antep khas Jepara 2. Ambil daging sapi tanpa lemak, irislah melintang sesuai selera kemudian cuci bersama air sampai bersih. Tiriskan 3. Selanjutnya, rebuslah potongan daging tersebut bersama air. 4. Lalu tambahkan daun salam, lengkuas dan garam. Masak daging sampai mendidih 5. Berikutnya, masukkan irisan bawang putih, bawang merah, cabai merah dan juga air asam Jawa 6. Aduk-aduk campuran tersebut sampai matang. Tunggu sebentar sampai daging empuk dan bumbunya meresap sempurna 7. Terakhir, angkat dan sajikan di mangkuk saji. Hidangan Kelan Antep khas Jepara siap dinikmati.
Sumber: http://www.masakandapurku.com/2016/05/resep-membuat-kelan-antep-khas-jepara.html?m=1
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.