Katto namanya, makanan suku Mandar yang terbuat dari singkong (ubi kayu) yang dikukus dan dihaluskan, ditaburi parutan kelapa dan disiram dengan gula aren. Mungkin makanan yang satu ini sudah sulit dijumpai, tapi dikampung kami (dusun Apoang, desa Bukit Samang, kec. Sendana, kab. Majene) setiap ada kegiatan selalu menjadi menu andalan, dan benar saja kebanyakan undangan selalu membungkusnya untuk dijadikan buah tangan sepulang dari acara.
Makanan dengan olahan singkong, kelapa, dan gula aren mendominasi bahan-bahan utama kuliner di daerah kami, ini karena ketiga bahan ini sangat mudah didapatkan, karena itu bahan makanan untuk kudapan dan penganan tidak pernah jauh-jauh dari ketiga bahan ini. Hanya saja modernisasi terutama di dunia kuliner juga terjadi, banyak orang yang tak lagi ingin pusing dan repot dengan teknik pembuatan kudapan yang memakan waktu panjang, sehingga lebih banyak memilih membeli kudapan yang sudah tersedia dan dijajakan oleh penjual. Jadilah makanan-makanan tradisional yang sebenarnya mudah dibuat menjadi jarang ditemukan.
Gabungan rasa Katto dari gurih, manis, dan mengenyangkan menjadi kombinasi yang paling pas. Kandungan karbohidrat dari singkong menjadi salah satu alasan mengapa kuliner ini dapat membuat perut menjadi lebih berisi penuh.
Di daerah lain di Sulawesi Barat jenis kuliner seperti Katto mungkin akan banyak ditemukan, namun dengan nama lain dan modifikasi bahan lain, misalnya saja bahan utama singkong nya diganti dengan tepung ketan.
Source:http://www.kompadansamandar.or.id/kuliner/678-katto-menu-andalan-yang-selalu-dibawa-pulang.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang