Indonesia kaya dengan beragam jenis kain tenun sutra. Tenun sutra adalah kain yang bahannya berasal dari serat protein ulat sutra. Kain tenun sutra disukai karena halus, kuat serta nyaman dipakai. Salah satu yang paling populer saat ini adalah tenun sutra Garut. Kain ini berasal dari Garut, Jawa Barat. Hal yang membedakan dengan tenun sutra dari daerah lain adalah motif-motifnya yang beragam mulai dari motif-motif bunga seperti motif bunga puspa, bunga gambur hingga motif-motif geometris disertai ciri warna-warna cerah dan berani. Kain-kain tersebut ini dibuat menggunakan alat tenun bukan mesin dan dapat memakan waktu yang lama pengerjaannya ,yaitu sekitar 2-3 bulan. Tenun Garut biasa digunakan oleh pria dan wanita untuk busana pesta.
Sejarah Kain tenun sutra Garut ini dibawa oleh mantan tentara Jepang yang bernama bernama Naito yang belakangan masuk Islam dan berganti nama jadi Muhammad Kurdi, Ketika Jepang kalah perang dari Sekutu pada 1945, dia memilih tinggal daerah Wanaraja Garut. Dia memiliki keahlian membuat kain tenun sutra. Keahliannya ini kemudian diajarkan kepada warga setempat. Melalui tangan murid-muridnya itulah kemudian diproduksi kain tenun Garut yang sempat terkenal di Indonesia. Namun belakangan tenun sutra Garut meredup karena tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Meskipun kualitas tenunannya bagus namun motif dan warnanya dianggap membosankan karena cenderung berwarna kusam. Baru beberapa tahun belakangan ini kain sutra Garut naik lagi pamornya setelah para pengrajinnya melakukan perubahan yang kreatif. Mereka memperkenalkan motif-motif yang lebih kekinian serta pewarnaan yang cerah. Tak hanya itu, belakangan juga muncul kreasi dari kain tenun garut apa yang disebut tenun sutra bulu. Yang membedakan dari kain sutra biasa adalah motifnya dan warnanya diatur sedemikian rupa sehingga memunculkan permukaan tiga dimensi. Perubahan inilah yang kemudian membuat kain sutra Garut kembali populer.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja