Kacimuih adalah jajanan tradisional Orang Minangkabau yang dibuat dari perpaduan Ketela pohon dan parutan Kelapa. Kacimuih disajikan dengan taburan Gula untuk menambah rasa. Gula yang dipakai bisa gula pasir maupun gula merah (Gula aren). Kacimuih memiliki tekstur yang lunak dengan rasa yang gurih. Rasa gurih berasal dari parutan kelapa yang telah ditaburi gula.
Kacimuih dapat ditemui di pasar-pasar tradisional Sumatera Barat, khususnya di Kota Bukittinggi. Kacimuih dikalangan orang minangkabau merupakan makanan untuk menghilangkan rasa lapar sementara.
Bahan utama kacimuih adalah ketela pohon (singkong). Cara membuat kacimuih yang pertama yaitu mengupas singkong dan dibersihkan dari kotoran. Singkong yang telah bersih diparut kasar dan dikukus sampai matang. Setelah matang, singkong diletakan di piring dan diberi parutan kelapa serta diberi taburan gula pasir.
Untuk kacimuih yang menggunakan gula aren. Parutan kelapa di masak terlebih dahulu dengan gula aren yang telah dicairkan. Kemudian diletakan diatas parutan singkong yang telah matang.
Bahan :
1 buah singkong yang telah diparut
kelapa secukupnya
gula merah atau gula pasir sebagai taburannya
Vanile 1/4 sdt
daun pisang untuk alasnya
dan garam secukupnya
Cara Membuat :
pertama – tama singkong diparut
siapkan kukusan berisi air yang telah mendidih
masukan ubi yang telah dicampuri dengan garam dan vanile, masak hingga matang kurang lebih 20 menit
angkat lalu taburi kelapa dan gula
Siap disajikan diatas piring beralas daun pisang dengan segelas teh hangat akan terasa lebih nikmat
Kandungan gizi kacimuih berasal dari bahan-bahan yang digunakan yaitu singkong dan kelapa. Kandungan gizi yang terdapat pada kacimuih antara lain yaitu serat, magnesium, vitamin c, dan asam lemak. Manfaat dari menkonsumsi kacimuih adalah meningkatkan metabolisme dalam tubuh dan dapat menambah energi.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kacimuih
http://www.kabanews.com/kacimuih-kue-khas-sumbar-dan-cara-membuatnya/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja