- Tepung ketan putih 200 gram
- Kentang kukus 50 gram
- Garam 1/2 sendok teh
- Air kapur sirih 1/4 sendok teh (tidak pakai tidak apa-apa, jika tidak suka skip saja)
- Air hangat 200 mili liter
- Pewarna merah muda 4 tetes
- Pewarna makanan warna hijau 2 tetes
- Daun pandan 4 lembar (potong-potong)
- Daun pisang (bentuk takir kotak)
- Kelapa parut kasar 200 gram
- Gula merah 175 gram, sisir
- Daun pandan 2 lembar
- Garam 1/2 sendok teh
- Air 125 mili liter
Bahan Kuah (Saus Putih) :
- Santan 400 mili liter (dari 1/2 butir kelapa)
- Tepung beras 1 sendok makan
- Garam 1/2 sendok teh
- Gula pasir 1 sendok teh
Cara Membuat Kue Putri Mandi :
- Isi : Masak semua bahan isi sambil diaduk-aduk sampai kering dan meresap. Bentuk bulat kecil, sisihkan.
- Kuah : Rebus bahan kuah sambil diaduk sampai mendidih, sisihkan.
- Kulit : Campur tepung ketan, garam, dan air kapur sirih. Masukkan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai kalis.
- Bagi adonan menjadi 3 bagian, masing-masing adonan tambahkan dengan pewarna merah muda, pewarna hijau, dan satunya biarkan putih. Aduk rata.
- Ambil sedikit adonan kulit, tambahkan isi, bentuk bulat, lakukan sampai habis.
- Letakkan potongan daun pandan di bawah takir, masukkan bola ketan ke dalam takir, lalu siram dengan kuah.
- Kukus kurang lebih selama 20 menit di atas api sedang sampai matang.
- Boleh langsung disajikan di atas takir atau bisa juga dipindahkan ke wadah lainnya seperti mangkuk dan cup.
Selain penggunaan kentang agar hasilnya lembut dan kenyal, untuk mendapatkan warna alami, bisa menambahkan ubi ungu kedalam adonannya. Warna ungunya cantik, walaupun ungunya tidak ngejreng tapi lebih sehat karena tanpa bahan pewarna.
Sajikan kue putri mandi yang sering disebut bubur putri mandi ini selagi hangat. Paling enak disajikan sore hari untuk menu berbuka puasa atau menu takjil yang gurih. Isian bisa diganti dengan kacang sangrai, kacang ijo dan lain sebagainya sesuai selera.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja