Bagi penggemar kopi, nama Kopi Lintong tidak asing lagi. Kopi yang berasal dari Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) ini memang sangat popular karena aroma dan rasanya yang khas.
Tak heran jika kopi ini sudah ditemukan di banyak coffee shop yang menjamur beberapa tahun belakangan ini di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Kopi ini pun ada di daftar menu sejumlah kedai kopi dengan berbagai konsep di Jakarta. Selain diminati pasar lokal dan nasional, kopi yang merupakan varietas Sigahar Utang, Jember, dan Onan Ganjang ini pun digemari penikmat kopi di berbagai belahan dunia. Selain Asia, Kopi Lintong pun sudah menembus pasar Eropa, dan menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan asli Indonesia.
Tidak begitu banyak yang mengetahui sejak kapan kopi jenis Arabika ini dibudidayakan di kawasan Bukit Barisan di Lintong Ni Huta Humbahas. Namun, berdasarkan keterangan sejumlah pengelola kopi, jenis tanaman kebun ini sudah dikembangkan sejak Humbahas masih berada di bawah pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Sekitar tahun 1999, Kopi Lintong telah menjadi salah satu andalan Sumut, melengkapi beragam kopi lainnya, seperti Kopi Sidikalang dan Kopi Mandailing.
Pada 2010, Kopi Lintong pun dikelola lebih maksimal, terlebih ketika sejumlah pengembang kopi mulai mengambil peran di kawasan Humbahas untuk menjadikannya sebagai produk ekspor. Seiring perkembangan waktu, Kopi Lintong dikategorikan sebagai kopi spesial karena memiliki aroma, bodi, dan rasa yang khas. Saat ini, negara-negara yang telah menjadi pasar kopi ini adalah Belanda, Amerika, Jerman, Rusia, dan sejumlah negara di Asia, seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan Hong Kong. Pasar dunia melirik Kopi Lintong karena memiliki ciri khas aroma yang berbeda dengan kopi lainnya. Rasanya pun tak diragukan lagi, sehingga diminati para penggemar kopi.
Karena itu, sejumlah coffee shop menjadikan Kopi Lintong sebagai sajian utamanya untuk melirik pasar. Namun, saat ini pasar kopi yang paling tinggi masih dipegang Kopi Gayo. Untuk itu, ke depan, para pengembang kopi dan pengelola Kopi Lintong harus lebih maksimal mengelola dan mengembangkan komoditas ini agar semakin digemari di dunia.
(sumber: Google)
Referensi:
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja