Juadah Apolo, makanan kecil yang terbuat dari beras ketan. Pada dasarnya makanan ini adalah variasi atau modifikasi dari makanan kecil juadah ketan. Yang membedakan makanan ini dengan juadah adalah makanan juadah apolo adalah juadah ketan yang tengahnya diberi coklat dan dibakar. Cara membuatnya beras ketan dicuci lalu dikukus dan diberi parutan kelapa dan sedikit garam. Apabila sudah tercampur dengan baik dan matang, adonan ketan dan parutan kelapa kemudian ditumbuk sampai halus. Dalam penyajiannya kemudian dibentuk sesuai selera.
Juadah itu sendiri merupakan makanan tradisional yang cukup populer di masyarakat Surakarta. Hal itu sejatinya juga di masyarakat Jawa secara umum. Makanan ini bisa tampil di segala ruang dan waktu juga event, dalam arti bisa hadir di acara yang profan maupun yang sakral seperti untuk perlengkapan upacara adat. Di samping itu mudah ditemukan di pasar tradisional maupun di pusat-pusat jajanan tradisional. Juadah sudah dikenal sebagai makanan camilan di Jawa sejak abad XIX. Hal itu tercatat dalam Serat Centhini.
Di Surakarta makanan kecil ini banyak dijual di warung makan ataupun di angkringan pinggir jalan. Menurut keterangan makanan ini awalnya dikembangkan oleh Bapak Wiryo, pada tahun 1950 an. Tidak ada informasi yang jelas tentang mengapa makanan itu dinamakan apolo. Bahkan anak pak Wiryo yang sekarang menjadi penerus usaha sang ayah juga tidak mengetahui asal usul nama itu.
sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=7311
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dal...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang