Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Jawa Timur
Irapati dan Seekor Buaya
- 15 November 2018
Alkisah pada zaman dahulu kala, hidup seorang ibu bernama Mbah Irapati yang disegani oleh penduduk di sepanjang sungai Kuning karena memiliki kesaktian. Ia memiliki seorang anak. Mbah Irapati sangat menyayangi anaknya.
 
Di suatu hari, anak Mbah Irapati mandi di tepi sungai Kuning. Tanpa disadarinya, seekor buaya lapar mendekat. Dengan secepat kilat si buaya menyambar si anak hingga tewas.
 
Sadar anaknya belum juga pulang, Mbah Irapati merasa gelisah. Ia kemudian pergi mencari anaknya. Sekian lama mencari namun ia belum juga menemukan anaknya. Saat menyusuri sungai Kuning, sadarlah Mbah Irapati bahwa anaknya telah tewas dibawa oleh seekor buaya setelah melihat bekas-bekasnya. Dengan sangat marah bercampur sedih, Mbah Irapati mengumpulkan semua buaya yang hidup di sungai Kuning.
 
“Wahai seluruh buaya yang hidup di sungai Kuning! Keluarlah kalian semua! Aku mencari anakku. Jika ada diantara kalian yang melukai anakku, maka aku akan memberi balasan setimpal.” teriak Mbah Irapati.
 
“Celaka ini! Siapa yang berani menyambar anak Mbah Irapati?” para buaya berkata kepada sesama mereka. Para buaya sungai Kuning kemudian keluar dari sungai dan berkumpul di dekat Mbah Irapati. Tetapi ada seekor buaya yang terlihat datang dengan terpaksa karena didorong oleh buaya-buaya lainnya.
 
“Pastilah buaya tersebut yang telah menyambar anakku.” kata Mbah Irapati. “Hai buaya! Kamukah yang telah berani menyambar anakku?” tanya Mbah Irapati.
 
“Maaf Mbah, mohon ampun, memang benar saya yang telah menyambar anak Mbah. Mohon ampun Mbah.” kata si buaya.
 
“Bawalah anakku kemari.” kata Mbah Irapati.
 
Setelah anaknya dibawa kehadapannya, Mbah Irapati kemudian menghidupkan kembali anaknya. Si buaya dikalunginya sebuah kalung dari ijuk. “Baiklah, untuk kali ini Aku maafkan. Tetapi ingat, mulai saat ini jangan ada lagi buaya yang mengganggu penduduk dan menganiaya penduduk di sepanjang sungai Kuning.” Mbah Irapati mengingatkan para buaya.
 
Seluruh buaya menyanggupi. “Kami berjanji tidak akan mengganggu para penduduk di sepanjang sungai Kuning. Apabila ada kejadian demikian, maka pelakunya bukanlah buaya dari tempat ini, melainkan dari tempat lain.” Demikianlah akhir cerita dari Irapati dan seekor Buaya.

 
 
Referensi:
  1. I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Cerita Rakyat Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  2. Carita Sato (https://caritasato.blogspot.com/2018/07/irapati-dan-seekor-buaya.html)

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU