Sejit Kongco merupakan perayaan yang dirayakan oleh umat Tionghoa. Sejit berarti ulang tahun yang berasal dari bahasa Hokkien, sejit kongco merupakan hari ulang tahun dewa bumi yang dirayakan setahun sekali. Dewa bumi merupakan dewa pemberi rejeki serta kemakmuran. Dalam perayaan ini ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, yaitu sembahyang, barongsai, liong, serta injak bara. Perayaan ini dilaksanakann di wihara / kelenteng.
Seperti namanya injak bara, berarti kegiatan ini adalah kegiatan dimana orang orang berjalan diatas bara api yang masih panas. Injak bara menarik perhatian banyak orang, Tujuan dari acara ini dipercayai oleh masyarakat untuk membawa keselamatan dan kemakmuran. Orang orang yang ingin menginjak bara harus percaya dan memiliki keyakinan, jika mereka percaya dan memiliki keyakinan maka sewaktu mereka menginjak bara, kaki mereka tidak akan melepuh atau terasa panas. Namun sebaliknya, bila mereka tidak percaya atau saat menginjak bara tiba tiba mereka tidak yakin, maka kaki mereka bisa saja melepuh atau terbakar.
Bara yang akan digunakan berasal dari arang yang ditumpuk memanjang lalu di panaskan dan dibakar. Biasanya injak bara dilakukan malam hari, berarti bara dipanaskan dari sore sekitar jam 4. Menunggu bara panas tidaklah sebentar, membutuhkan waktu berjam jam sampai bara itu 'matang'. Cara melakukan injak bara ialah dengan berjalan diatas bara itu.
Banyak orang yang antusias untuk mengikuti injak bara ini dan banyak orang yang menonton, kadang tidak jarang menyemangati orang orang yang ingin menginjak bara. Petugas keamananpun tidak jarang harus memperketat penjagaan agar orang orang yang menonton tidak terlalu dekat dengan bara.
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang