Sejak jaman kakek nenek kita,kita selalu ditanamkan budaya baru ketika kita lahir.Tujuannya tidak lain adalah supaya kita tau darimana kita berasal dan mengerti adat dan budaya yang berada di lingkungan sekitar kita.Sebagai orang yang memiliki setengah suku Batak,saya selalu diajarkan dari kecil untuk menghargai budaya di daerah Sumatera sana.Salah satu contohnya adalah Ikan Mas.
Ikan Mas merupakan makanan tradisional yang berasal dari Sumatera Utara,masyarakat Sumatera percaya bahwa Ikan Mas membawa keberuntungan kepada seseorang di masa depannya nanti.Tentu tidak logis apabila menghubungkan makanan dengan takdir seseorang,tetapi tradisi ini dipercaya "mujur" bagi orang disana.Ikan Mas tidak memiliki kekhususan dalam segi fisik ataupun lainnya,Ikan Mas tetaplah ikan biasa yang dicampuri bumbu tertentu sehingga warnanya menyerupai keemasan. Rasanya juga sama dengan ikan lainnya,hanya saja bumbunya membuat ikan tersebut menjadi lebih asin.
Yang menarik dari Ikan Mas ini adalah cerita rakyat sana akan kepercayaannya terhadap ikan ini.Ketika seseorang dari suku Batak tumbuh dewasa,maka ia haruslah diberkati terlebih dahulu oleh keluarga besar dari keluarga batak.Tujuannya apa?Tentu untuk mendapat restu dari keluarga sehingga kehidupan kedepannya menjadi diberkati oleh Tuhan dan jalannya diluruskan.Tetapi momen sakral bagi mereka ini hanya terjadi pada momen momen tertentu,misalnya ketika orang tersebut baru saja dibaptis dewasa,atau ketika orang tersebut ingin pergi merantau untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.Biasanya sebelum melanjutkan ke tahap kehidupan yang lebih tinggi,keluarga besar dari Sumatera berkumpul bersama dan melakukan doa bersama.Acaranya kurang lebih sama seperti kebaktian di gereja pada umumnya untuk orang Kristen,tetapi yang membedakan adalah tidak ada puji-pujian melainkan hanya acara berdoa dan menyampaikan kesan dan pesan dari masing-masing anggota keluarga besar.Di sela-sela acara tersebutlah Ikan Mas nantinya akan disajikan di sebuah piring lalu ditaruh didepan orang yang ingin didoakan.Yang memberkati biasanya adalah anggota keluarga yang paling lekat dengan budaya Sumatra.Setelah diberkati,maka orang tersebut diberi kesempatan untuk memakan satu potong Ikan Mas yang telah disediakan. Dari situ,maka orang tersebut sudah dianggap siap untuk menjalankan kehidupan ke tingkat yang lebih tinggi dan menjadi orang yang dewasa.
Orang dari suku Batak percaya bahwa Ikan Mas akan membawa kita ke hidup yang lebih baik dan diberkati oleh Tuhan.Menurut pengalaman ayah saya yang berasal dari Sumatera Utara,dulu ia juga diberkati menggunakan Ikan Mas sebelum pergi berangkat kuliah ke Jakarta dari Medan.Ia juga percaya karena hal itulah yang membuat dia bisa menjadi orang seperti sekarang ini,yang mampu hidup mandiri dan bahagia bersama keluarga.Maka dari itu ia menanamkan budaya-budaya Batak kepada anak-anaknya supaya nilai tersebut tidak hilang sampai selamanya.
Percaya tidak percaya,nilai budaya yang ditanamkan sampai zaman yang serba maju ini memiliki dampak positif yang banyak orang tidak pedulikan.Ada orang yang menganggap bahwa budaya tidak penting karna hidup sudah modern.Tetapi melihat salah satu contohnya seperti diatas,rasanya kita harus mulai lebih belajar menghargai ancestor kita yang sudah terlebih dahulu hidup di dunia. Meskipun mereka sudah berbeda dunia dengan kita,mungkin mereka memiliki turut andil dalam kehidupan jaman sekarang melalui budaya-budaya yang telah mereka tanamkan turun temurun.Hal tersebut patut diapresiasi.
Ikan Mas merupakan salah satu contoh budaya yang harus kita apresiasi dan lestarikan turun temurun. Budaya merupakan satu-satunya cara menyatukan seluruh generasi yang pernah hidup di dunia sehingga menjadikan setiap pribadi dapat menghargai nenek moyang dan nilai-nilai yang ditanamkan secara turun temurun.Mari lestarikan budaya di sekitar lingkungan kita dari sekarang!
Kalau bukan kita,siapa lagi?
#OSKMITB2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...