Ikan bakar batu dari Pulau Tanimbar, Mauluku Tenggara Barat, dikenal sebagai makanan menyambut masa panen. Para lelaki dewasa akan pergi ke laut mencari ikan, sedangkan para ibu di rumah memetik daun pisang dan daun pepaya serta bumbu-bumbunya, seperti rawit, tomat dan bawang putih.
Ikan yang dibakar pun tidak boleh ikan kecil. Harus besar, lebih dari sekilo beratnya. Misalnya tongkol, ikan goropa, atau ikan kerapu.
Dalam perayaan menyambut panen, warga Desa Olilit di Pulau Tanimbar, biasanya membakar 30 ekor ikan yang besarnya sekitar 3 kilogram per ekor. Sepuluh ekor ayam dan 15 bungkus pepesan daun pepaya, juga bubur jagung.
Cara menyiapkan masakan ini, Ikan dibersihkan. Lalu disiram dengan perasan jeruk nipis dan garam. Kemudian dibungkus dengan daun. Untuk bumbu ayam, hanya diberi penyedap rasa, bawang putih dan garam, lalu dibungkus dengan daun pepaya. Sedangkan untuk pepesan daun pepaya dibumbui dengan cabe rawit, tomat, bawang putih, bawang merah, dan garam, lalu dibungkus dengan daun pisang. Selanjutnya, racikan tadi ditaruh di atas batu panas yang telah dibakar dengan kayu bakar. Karena makanan ini disajikan dengan umbi-umbian, maka bahan makanan itu pun juga dibakar di atas batu panas.
Agar tak terjadi penguapan pada masakan yang dibakar tadi, maka racikan masakan beserta keladi, ubi dan singkong itu harus ditutup dengan daun pisang. Lalu di atasnya ditutup dengan pasir.Sambil menunggu makanan itu matang, tim dari Maluku Tenggara Barat ini menyiapkan bubur jagung. Racikan bubur ini terdiri dari jagung, santan kental, dan gula aren. Setelah mengental bubur siap disajikan.
Semua bahan makanan yang dibakar itu disajikan, di atas lembaran daun pisang.
Alamat & Kontak Penjual:
Jl. Branjangan 28, Ternate
031 27332
Sumber: https://travel.tempo.co/read/399191/ikan-bakar-batu-dari-pulau-tanimbar
 
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
 
                     
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
 
                     
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang
