Makanan Minuman
Makanan Minuman
Gulai Sumatera Barat Ampek Koto - Kec. Palembayan - Kab. Agam
Gulai Bukek
- 1 Januari 2018

Warga Nagari Ampek Koto, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, mempunyai tradisi unik saat menyambut Hari Raya Kurban, mereka tumpah ruah ke rumah-rumah ibadah mengikuti ritual dan tradisi makan “gulai bukek” daging korban secara bersama-sama.

Tradisi makan gulai bukek bersama itu telah berlangsung sejak lama, menurut cerita orang tua-tua setempat, asal tradisi itu dari Kampuang Tanjuang yang merupakan sebuah kampung dalam jorong di Palembayan Tangah.

Munculnya tradisi itu karena waktu dulu hewan korban yang dipotong tidak sebanyak sekarang, sehingga banyak warga yang tidak kebagian dagingnya, agar semua warga dapat mengecap daging korban maka para ninik mamak dan ulama membuat kesepakatan bahwa daging hewan korban sebaiknya dijadikan gulai bukek dan dimakan bersama-sama di rumah ibadah tempat pemotongan hewan dilakukan.

Tradisi itu kemudian berkembang ke seluruh kampung di Nagari Ampek Koto karena dirasakan banyak manfaatnya. Manfaatnya, dengan kegiatan itu seluruh warga dapat makan gulai bukek dan juga dapat bersilaturrahmi dalam suasana gembira. Namun tradisi itu hanya ada di Nagari Ampek Koto, pada nagari lain di Kecamatan Palembayan tidak ditemui.

Penyelenggaraan makan gulai bukek yang paling ramai dilakukan pada dua hari setelah hari Raya Idul Adha, walau sebagian ada yang menyelenggarakannya sesudah Shalat Idul Adha. Siapa saja boleh ikut dalam tradisi makan bersama itu , bahkan warga Palembayan yang merantau di berbagai daerah Sumbar banyak yang pulang kampung untuk mengikuti tradisi makan gulai bukek bersama.

Sampai sekarang tradisi itu masih kental, hampir semua rumah ibadah baik masjid maupun surau menyelenggarakan tradisi makan gulai bukek bersama. Kalau dulu semua daging hewam korban dijadikan gulai bukek, tetapi karena jumlah sapi yang dipotong semakin banyak, maka sekarang sebagian dagingnya dibagi-bagikan ke rumah warga sekitar.

Gulai bukek merupakan gulai khas Palembayan yang wajib disuguhkan pada acara adat seperti helat perkawinan dan batagak pangulu. Bahan gulainya terdiri dari daging, cabai, sedikit santan kelapa, tepung beras dan sejumlah bumbu dapur lainnya, sebagai campuran boleh ditambahkan pisang muda, cubadak dan lain-lain, namun untuk gulai bukek daging korban tidak ada campuran lain, semuanya daging dan isi perut saja. Kuah gulai bukek kental seperti kuah sate.

Tata cara penyelenggaraan makan gulai bukek bersama itu, gulai dibuat oleh panitia penyelenggara korban, nasi dibawa oleh peserta korban, sementara warga yang datang bebas mengambil gulai bukek ke dalam kancah, sehingga boleh makan sepuasnya.

Tradisi ini dipertahankan dan selalu diadakan baik dalam suasa Idul Adha maupun tidak karena makna yang terkandung di dalamnya tentang kebersamaan yang bisa menjalin keakraban hubungan silaturahmi.

 

Resep:

Bahan

  • Daging/babat (babek).

  • Bumbu gulai giling (bawang merah + bawang putih + lengkuas + jahe (sipadeh) + kunyit)

  • Daun limau purut, daun salam, daun kunyit

  • Serai

  • Bumbu kambing

  • Cabe (lado) merah giling

  • Garam secukupnya

  • Santan pekat

  • Bawang merah yang telah diiris

  • Santan

  • Tepung beras

 

Cara Membuat

  1. Daging direbus dengan sedikit bumbu, 1/2 kg daging, 1/2 sdm cabai, bumbu 1 sdm.

  2. Tumis irisan bawang merah.

  3. Tambahkan bumbu, cabai, bumbu kambing.

  4. Masukkan tumisan ke dalam wadah tempat daging direbus lalu aduk rata.

  5. Tambahkan tepung beras yang telah diaduk bersama santan lalu aduk rata.

 

Catatan

  • Untuk acara kenduri/pesta adat (baralek) di Palembayan, dahulunya gulai bukek ini diisi dengan pisang batu dan dimakan dengan rendang.

  • Kuah gulai bukek juga bisa dijadikan kuah dari kerupuk kuah.

 

Alamat & Kontak Penjual:

Garuda

Jl. Sultan Iskandar Muda No. 79D Pondok Indah, Jakarta Selatan

(021) 7246999

 

 

Sumber:

https://raun2nomaden.wordpress.com/tag/gulai-bukek/

https://www.infosumbar.net/minangkabau/tradisi-makan-gulai-bukek-di-palembayan/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline