×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tradisi

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

Jawa Timur

Asal Daerah

Banyuwangi

Gredoan, Tradisi Mencari Jodoh Asli Banyuwangi

Tanggal 13 Jul 2018 oleh Arum Tunjung.

Selama ini kita hanya mengenal Omed-omedan sebagai salah satu tradisi mencari jodoh di Indonesia yang berlangsung di Bali. Ternyata, di salah satu kawasan ujung timur Pulau Jawa, tradisi ini juga muncul sejak puluhan tahun yang lalu. Penduduk dari suku Osing yang ada di Banyuwangi secara berkelanjutan melaksanakan tradisi ini sebagai wujud syukur dan juga mempererat tali silaturahmi.

Berbeda dengan dengan Omed-omedan yang dilakukan secara terbuka dan disaksikan banyak orang. Gredoan yang ada di Banyuwangi dilakukan secara terpisah antara pria dan gadis yang dia suka. Kalau gadis menerima rayuannya dari bali anyaman bambu, maka dia bisa segera melamar dan melaksanakan pernikahnnya. Berikut uraian lengkap tentang Gredoan yang sangat unik itu.

 

Sejarah Tradisi Gredoan

Tidak ada yang tahu kapan asal mula dari tradisi Gredoan ini. Namun, sejak puluhan tahun yang lalu, masyarakat Osing di Banyuwangi sudah mengadakannya secara turun temurun. Jika awalnya penduduk di sana melamarkan anaknya secara langsung, maka dengan tradisi ini, anak-anak merekalah yang akan mencari calonnya sendiri dengan cara yang tidak melanggar agama.

Para pria yang sudah siap nikah bisanya akan memasukkan lidi dari janur kelapa ke lubang anyaman bambu (gedek) miliki gadis pujaannya. Jika gadis setuju, lidi itu akan dipatahkan lalu di pria mulai berbicara dan merayu. Perilaku merayu inilah yang membuat tradisi ini diberi nama gredoan yang merupakan turunan dari kata gridu berarti menggoda. Kalau gadis bisa dirayu, maka pria ini akan segera menemui orangtuanya untuk melamar.

 

Fungsi Tradisi Gredoan

Tradisi Gredoan memiliki beberapa fungsi yang saling bersambungan. Fungsi pertamanya adalah untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. Acara ini selalu dilakukan tepat saat Nabi Muhammad Saw lahir. Fungsi kedua dari tradisi ini adalah silaturahmi dengan banyak orang. Setiap warga akan berkumpul dan bertemu satu dengan lainnya. Meski hanya setahun sekali, acara ini cukup ampuh untuk mempererat tali persatuan.

Fungsi ketiga dari acara ini adalah untuk hiburan. Banyak pertunjukan pada acara ini sehingga banyak warga berkumpul. Terakhir, acara ini digunakan untuk mencari jodoh yang sesuai dan segera menikah dalam waktu dekat. Gredoan adalah ajang para pria menunjukkan pesonanya agar pria gadis jatuh hati padanya.

 

Jalannya Tradisi Gredoan

Tradisi ini tidak dijalankan dengan perayaan yang aneh-aneh. Biasanya kaum wanita dan anak gadisnya akan membantu memasak di dapur. Mereka akan memasak hidangan berupa nasi, hidangan khas Osing dan juga kue tradisional. Sementara para wanita berada di dapur, para pria akan membuat alat pertunjukan atau mengumpulkan sumbangan minyak tanah dari warga.

Beranjak malam, pertunjukan akan segera di mulai. Para pria akan mulai menyalakan obor-obor yang ada di tangannya. Obor yang berbentuk tongkat ini akan dibawa oleh para pemuda yang sesekali digunakan sebagai alat untuk bertarung satu dengan lainnya. Atraksi ini dilakukan dengan berkeliling kampung sehingga kawasan itu jadi bercahaya meski tanpa lampu.

 

Pandangan Tradisi Gredoan dari Berbagai Aspek

Beberapa pendapat memandang kalau tradisi Gredongan adalah alternatif lain dari pemaksaan lamaran. Orang tua hanya memberikan fasilitas sementara kedua anaknya akan berkenalan sendiri dengan cara yang benar. Jika perkenalan ini cocok, maka dilanjutkan dengan pernikahan. Tradisi Gredoan juga akan mengurangi adanya praktik kawin colong yang cukup meresahkan bagi beberapa orang tua.

Gredoan juga dipandang sebagai tradisi perkenalan yang bermartabat. Pria dan wanita tidak bertemu secara langsung karena bukan muhrimnya. Terakhir, tradisi ini dipandang sebagai pemersatu penduduk Suku Osing sehingga mereka bisa bahu-membahu untuk menyelenggarakan acara besar ini mulai dari tenaga hingga dana.

 

Sumber: Boombastis.com

DISKUSI


TERBARU


Pertunjukan Man...

Oleh Bukantokohpublik24 | 15 Sep 2024.
Seni Budaya

Debus merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Provinsi Banten. Pada awalnya, debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan aj...

Budaya Begalan...

Oleh Aniasalsabila | 12 Sep 2024.
Budaya Begalan

Budaya Begalan merupakan salah satu tradisi adat yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat di wilayah Banyumas, termasuk di Kabupaten Cilaca...

Seni Pertunjuka...

Oleh Radhityamahdy | 02 Sep 2024.
budaya

Seni pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang kaya akan nilai budaya dan artistik. Berakar dari kebudayaan Jawa,...

Ting-Ting Tempe

Oleh Deni Andrian | 29 Aug 2024.
Camilan

Bahan-bahan : 250 gram Tempe 150 gram gula pasir 1 sdt margarin 1 sdt sprinkles untuk topping (optional) Cara Membuat: Potong2 tempe dgn ukur...

Bebantan laman

Oleh . | 24 Aug 2024.
Ritual adat

Bebantan Laman adalah upacara memberi sesajian untuk pelindung kampung yaitu Tuhan Sang Hyang Duwata beserta para manifestasinya. Upacara Bebantan da...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...