|
|
|
|
Gocefa Tanggal 14 Nov 2018 oleh Hamzahmutaqinf . |
Sedikit sekali informasi yang bisa dihimpun perihal gocefa. Ritual penting masyarakat pesisir Sulawesi Utara ini konon lahir 2.000 tahun yang lalu di kalangan masyarakat adat Bantik. Ketika Manado Ocean Festival (MOF) 2011 menghadirkan ritual ini pada 27 Mei 2011 lalu di Pantai Malalayang Manado, banyak orang yang baru pertama kali menyaksikan, bahkan mendengar pun belum pernah.
Penjaga Samudra. Foto oleh: Kristupa Saragih
“…torang batrima kaseh atas firman yang Dia so kase pa torang. Juga atas torang pe orang tua, torang pe tete deng nene moyang yang so kase lahir pa torang samua. Deng atas pante dan lao yang Tuhan so bekeng vor torang yang so jadi torang pe pohong hidop.”
Gocefa diyakini sebagai ritual adat memanjatkan doa bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir yang bergantung pada laut. Tinggal di tepi laut, hidup dari laut, dan menyandarkan diri pada laut. Doa-doa dipanjatkan dalam bahasa Bantik, yang hampir punah. Bahasa Bantik diyakini seumur dengan bahasa Kawi, alias Jawa Kuna di Pulau Jawa, yang telah punah.
Pelaut dan Persembahan. Foto oleh Kristupa Saragih
“Hidop ini anugera Tuhan. Torang sambut itu deng bajanji hidop sebaik-baiknya. Torang bajanji mo paka ni pante deng lao vor torang pe hidop. Torang bajanji mo piara deng jaga ni pante deng lao pe bagus ini.”
Iring-iringan rombongan pelaksana ritual gocefa dibuka dengan penari-penari cakalele. Berpakaian merah-merah, para penari ini bersenjatakan parang. Lantas diikuti dengan orang-orang tua berpakaian putih-putih, berikat kepala merah. Baru para pemimpin upacara ritual yang adalah para pemuka agama.
Menyalakan Obor. Foto oleh Kristupa Saragih
Su suwu-suwu dunia, mawu pukakelungangu. Maning alang diminuhe, mawu pukakelungangu. Ya Yesus bukide pubawukidang sudunia, sudunia. Ore tamalaombo suwu-suwu, tamalenggeng dimpuluse.
Ada 6 pemimpin upacara yang hadir, dua orang di antaranya adalah pendeta. Tak ada sumber resmi yang bisa menjelaskan, tapi konon ritual gocefa ini lahir sebelum agama Kristen masuk ke tanah Sulawesi Utara. Ketika agama Kristen masuk, lantas terjadi akulturasi budaya, meski kepastian kabar ini perlu dikonfirmasi kepada para pemuka adat yang berwenang.
Generasi Penerus Bantik. Foto oleh Kristupa Saragih
“Sudara-sudara, marijo torang taru sebagian dari torang pe persembahan yang so takumpul tadi ka atas gocefa, pasang dia pe obor, lapas ni gocefa ka lao kong trus torang manyanyi…“
Persembahan dikumpulkan, seiring khalayak memanjatkan doa dan menyanyikan lagu-lagu. Ketika matahari mencium cakrawala, obor-obor dinyalakan. Lampu-lampu di sekitar tempat upacara dipadamkan. Doa-doa tetap dipanjatkan bersama lagu-lagu persembahan.
Berbagi. Foto oleh Kristupa Saragih
Sakaeng sutaghaloang, mesesenggo mapia. Nangkodane kai i tuang, apisu takahia. Maning selihe maiha, balade geguwa. I kau tawe mekapu, nangkodanu mawu.
Rakit bambu kecil, yang disebut gocefa, dimuati semua persembahan. Lantas dilepas, sembari ditarik perahu motor kecil ke tengah laut. Nyala obor menari-nari ditiup angin laut. Seiring dengan matahari yang bersembunyi di peraduan, gocefa ditelan kegelapan Laut Sulawesi.
Sumber:
https://kristupa.wordpress.com/2011/06/06/gocefa-ritual-yang-hilang/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |