Gobak sodor, permainan tradisional tempo dulu, merupakan jenis permainan anak-anak yang kerap dimainkan oleh anak-anak Indonesia terutama pada malam hari sewaktu bulan purnama. laki-laki perempuan semua bisa mengikuti permainan ini. Permainan ini meriah sebagai bentuk perayaan bulan purnama dimana sinarnya menerangi bumi Indonesia seperti di siang hari. Dulu memang belum ada listrik masuk. Sehingga satu hal yang sangat istimewa bila bulan sedang purnama. Permainan gobak sodor ini diramaikan anak-anak sekitar jam 19.00-21.00. Waktu ini disesuaikan dengan jam belajar yang sudah selesai dan jam tidur mereka selanjutnya. Hampir seluruh penduduk desa keluar rumah hanya untuk sekedar menikmati terangnya sinar bulan purnama yang dulu terasa lebih indah. Gobak sodor dimainkan dengan cara berkelompok. 10 orang dibagi menjadi 2 kelompok. pembagian kelompok harus secara adil. Ada laki-laki ada perempuan. Ada anak yang umurnya masih muda ada yang sudah senior. Semua dibagi rata. kemudian terbentuklah 2 kelompok, satu kelompok penyerang, satu kelompok bertahan.
Untuk menentukan kelompok mana dulu yang main digunakan teknik pingsut yang dilakukan oleh kapten/ketua kelompok. Yang menang menjadi penyerang dan menempatkan posisidi depan “rumah” yang harus dijaga oleh kelompok bertahan. Rumah ini terdiri dari 6 ruangan imajiner yang semuanya dipetak-petak di sebidang tanah yang di gambar menyerupai ruangan rumah. sayap kanan kiri diisahkan oleh garis tengah yang memanjang dari depan hingga belakang yang nantinya ditunggu oleh satu orang tim bertahan. Di garis inilah dia bebas berlari menguasai garisnya yang harus dipertahankan jangan sampai dilewati oleh tim penyerang. Kemudian masing-masing sayap kanan dan kiri dibagi 3 bagian yang sama menjadi kamar depan, tengah dan belakang kanan dan kiri. Dimana masing-masing garis yang membatasi kamar depan dengan tengah dan garis yang membatasi kamar tengah dan belakang serta garis depan dan belakang ditempati oleh anggota tim bertahan lainnya. sehingga dalam satu episode main masing-masing tim harus mempunyai 5 orang anggota. Untuk garis “rumah” nya digunakan abu dapur. Digunakan abu dapur supaya di malam hari lebih terlihat nyata garisnya dengan bantuan sinar bulan purnama.
Selain itu abu dapur ini juga bisa didapatkan secara gratis. Teknik permainan ini sangat sederhana. Bagi kelompok penyerang yang menempatkan diri di depan rumah harus bisa berhasil masuk menyusup ke seluruh bagian rumah dan harus berhasil sampai di belakang rumah dengan selamat tanpa terpegang oleh anggota kelompok yang bertahan. Sedangkan untuk kelompok bertahan harus bisa mempertahankan rumahnya supaya tidak terbobol kemasukan lawan. Mereka mempertahankan rumahnya dengan cara menempati garis-garis rumah dan diperbolehkan lari-jalan menguasai garisnya agar jangan sampai terelewati oleh lawan. Mereka menggunakan tangan maupun kaki untuk menyentuh salah satu anggota tim penyerang.
Jika ada salah satu anggota tim penyerang yang tersentuh di garis manapun, depan tengah atau belakang maka posisi kelompok harus bergantian. Tim penyerang berganti menjadi tim bertahan dan tim bertahan berubah menjadi tim penyerang. pada permainan ini, yang paling jadi target operasi adalah anak-anak yang masih junior, yang tekniknya masih lemah dan kurang gesit. Biasanya untuk anak yang muda ini harus mengandalkan seniornya untuk membantunya melewati rintangan-rintangan tim bertahan. Kesulitan untuk menang bagi tim dengan salah satu anggotanya masih junior. Menariknya permainan ini dituntut untuk kerjasama saling membantu melewati rintangan yang dijaga oleh tim bertahan. tidak hanya mengandalkan kemampuan lari dan mengerem kecepatan, permainan ini juga syarat dengan taktiknya yang harus jeli dan gesit. Permainan ini selain menguras pikiran dengan taktik yang jitu juga menguras tenaga karena harus lari menyusup sekaligus menghindar dari tangkapan lawan, sedang bagi tim bertahan harus lari sepanjang garis yang mereka jaga agar tidak sampai kebobolan. Indahnya nostalgia masa kecil. Hampir puluhan tahun yang lalu hal ini menjadi favorit bagi semua anak Indonesia. Sekarang mungkin sudah tidak pernah bisa kita temui lagi permainan ini. Permainan yang bila dijalankan begitu mudah namun menguras tenaga juga untuk menguraikannya. Bermain tidak sesulit menjelaskannya, kita hanya perlu lari, berhenti, dan menghindar atau kita harus lari, berusaha menangkap lawan itu saja.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...