Gerantang memiliki susunan atas beberapa potongan bambu yang tersusun berderet dan digunakan dengan 2 alat pemukul khusus seperti contoh Gambang (alat musik dari Jawa) tetapi alat musik Gerantang memakai bambu.
Alat musik tradisional ini asalnya dari Bali cukup sering dipakai pada kegiatan gamelan atau angklung. Pada daerah Jawa Barat alat ini disebut calung, jelas pastinya terdapat perbedaan antara alat musik tradisional Bali dan Jawa.
Alat musik Gerantang digunakan pada pentas seni Cupak Gerantang.
Cupak Gerantang merupakan cerita 2 orang tokoh kakak beradik yang mempunyai nama Cupak dan Grantang. Yang semuanya memiliki sifatnya masing-masing seperti Cupak mencerminkan semua sifat buruk manusia, sedangkan Gerantang kebalikannya, ia mencerminkan sifat baik di diri manusia.
Untuk membuat alat musik tradisional ini, diperlukan bambu, gergaji, parang, amplas (penghalus) dan beberapa benda tambahan seperti contoh obeng atau palu, Bahan bambu untuk gerantang sekitar 1 sampai 3 ruas dan mempunyai panjang 45 ~ 95 cm.
Pada bilah bambu tersebut berilah lubang, mungkin berkisar seperempat bagian bambu sebagai tempat untuk mendapatkan suara yang diinginkan.
Panjang bungbung gerantang sekitar sati ruas sampai dengan tiga ruas, atau kurang antara 45 cm sampai 95 cm dari nada tertinggi sampai nada rendahnya. Alat yang perlu disiapkan sebagai pembuat adalah gergaji sebagai pemotong , parang untuk menebas, dan pengutik sebagai penghalusnya.
Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-bali/
---------------------------
https://qlapa.com/blog/info-lengkap-alat-musik-bali
Gerantang terbuat dari bambu. Instrumen ini terdiri atas beberapa potongan bambu yang disusun berderet dan dimainkan dengan menggunakan 2 alat pemukul khusus, mirip seperti gambang (alat musik dari Jawa). Gerantang cukup sering digunakan dalam pementasan gamelan atau pertunjukan angklung. Di daerah Jawa barat, instrumen seperti ini disebut calung.
Selain itu, instrumen gerantang juga digunakan dalam pentas seni Cupak Gerantang. Sebuah kesenian yang menceritakan dua tokoh kakak beradik bernama Cupak dan Gerantang. Cupak mencerminkan sifat buruk manusia, sedangkan Gerantang sebaliknya.
Detail Spesifikasi gerantang
Panjang bambu untuk membuat gerantang sekitar satu sampai tiga ruas (kira-kira 45 cm hingga 95 cm). Terdapat lubang di sekitar seperempat bagian bambu untuk menghasilkan suara. Panjang bungbung gerantang berkisar antara satu ruas sampai dengan tiga ruas, atau antara 45 cm sampai 95 cm dari nada tertinggi hingga terendah.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.