Pada umumnya geblog terdiri dari 3 macam, yakni : geblog putih, geblog merah dan geblog hitam. Pembedaan macam ini selain didasarkan rasanya juga didasarkan pada warnanya, yakni mengikuti namanya putih, merah dan hitam.
Resep Geblog Putih
Bahan-bahan :
Singkong 1 kg
Garam ½ sdm
Kelapa ½ gelondongan
Cara pembuatan :
Setelah dikupas, singkong dikukus hingga matang (± 15 menit)
Singkong yang telah matang bersama garam ditumbuk
Setelah halus, singkong dijabarkan dengan ketebalan sekitar 2 cm di tampah (tempat yang lebar dan terbuat dari bambu)
Kelapa yang sudah dikupas diparut
Bahan yang sudah dijabarkan diiris (biasanya diiris mencos) dengan masing-masing irisan berukuran panjang 2,5 hingga 3 cm dan lebar 1 cm
Untuk disajikan, ambil beberapa iris bahan tadi dan tempatkan pada suatu tempat, seperti piring, tekor (pincukan) dan sebagainya. Lalu taburkan parutan kelapa di atasnya
Tidak jarang geblog putih diberi kinca atau gula pasir putih dengan cara disiramkan atau ditaburkan di atas taburan parutan kelapa
Untuk membuat kinca dapat dibuat dari ½ kg gula merah dan 1 helai daun pandan yang dimasak dengan air 1 ½ gelas hingga mendidih dan gula mencair
Resep Geblog Merah
Proses pembuatan beserta bahan-bahan geblog merah sama dengan pemnnuatan geblog putih. Namun saat ditumbuk, masukkan ½ kg gula merah. Tentu saja agar gula tercampur rata pada bahan geblog, saat menumbuk harus diaduk.
Resep Geblog Hitam
Seperti halnya geblog merah, bahan dan proses pembuatan geblog hitam sama dengan proses pembuatan geblog putih.
Bedanya jika pada geblog merah yang ikut ditumbuk adalah gula merah, maka pada geblog hitam yang ikut ditumbuk adalah serbuk merang yang sudah dibakar.
Cara membuat serbuk merang adalah seikat merang (diameter 2-3 cm) dibakar. Dan bakaran merang diremukkan misalnya dengan jari-jari tangan. Kira-kira 2 sendok atu cukup untuk menghitamkan geblog dicampurkan ke bahan geblog saat ditumbuk.
Tentu saja agar warna hitam menjadi rata, saat menumbuk harus diaduk. Dan tidak jarang geblog hitam diberi gula pasir putih dengan cara ditaburkan di atas taburan parutan kelapa.
Sesuai dengan asalnya, bahan singkong bisa diganti dengan ketan dengan jumlah dan bahan-bahan lainnya sama seperti yang tertera dalam resep-resep di atas.
sumber: Buku “KULINER TRADISIONAL CIREBON : Khasanah Makanan Khas”, Penerbit Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata Kota Cirebon
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja