Gatot adalah jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan gaplek (Ubi Kayu), konon nama gatot diambil dari singkatan Gagal Total karena sulitnya menghasilkan panen padi atau gagal panen, sehingga sebagai ganti dari beras dibuatnyalah makanan jenis ini , namun jangan salah dari segi kandungan karbohidrat singkong mempunyai kandungan yang lebih tinggi dibanding beras namun kandungan protein dari singkog hanya sedikit bila dibanding dengan beras.
Proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama, Awalnya singkong akan dibuat menjadi gaplek terlebih dahulu. Gaplek dibuat dari singkong yang dikeringkan setelah dikupas. Masyarakat umumnya membuat gaplek dengan cara sederhana, yaitu singkong dikupas, utuh atau dibelah kemudian dijemur. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek yang putih biasa ditepungkan atau dibuat tiwul dan gaplek hitam yang sudah difermentasikan dibuatmenjadi gatot. Warna hitam pada gatot dihasilkan dari proses fermentasi oleh bermacam fungi dan bakteri yang tumbuh karena selama penjemuran, singkong dibiarkan pada hamparan siang dan malam. Perombakan pati menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh berbagai fungi dan bakteri menyebabkan tekstur gatot menjadi kenyal. Adanya fungi dan bakteri ini menyebabkan terjadinya proses fermentasi yang membuat pati dalam singkong terurai oleh enzim menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna.
Langkah pembuatan selanjutnya adalah gaplek yang kehitaman direndam dalam waktu 1 malam. Selanjutnya air rendamannya dibuang lalu gaplek hitamnya kemudian dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. Karena sudah mengalami perendaman dan teksturnya sudah lebih lunak, gaplek calon gatot jadi mudah untuk dipotong-potong. Gaplek hitam lunak yang sudah dicuil-cuil itu kemudian ditanak, seperti menanak nasi. Sekitar dua jam kemudian, diangkat dari tungku serta ditata dalam tampah agar cepat dingin. Hasilnya berupa gatot dengan warna sebagian kecokelatan sebagian hitam, dengan tekstur kenyal dan rasa serta aroma khas gatot. Cara memakannya seperti halnya makan nasi bersama sayuran dan lauk-pauknya. Namun saat ini gatot lebih banyak dikonsumsi sebagai snack dengan parutan kelapa dan kadang-kadang dicampur dengan gula merah. Biasanya gula kelapa.
Gatot adalah jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan gaplek (Ubi Kayu), konon nama gatot diambil dari singkatan Gagal Total karena sulitnya menghasilkan panen padi atau gagal panen, sehingga sebagai ganti dari beras dibuatnyalah makanan jenis ini , namun jangan salah dari segi kandungan karbohidrat singkong mempunyai kandungan yang lebih tinggi dibanding beras namun kandungan protein dari singkog hanya sedikit bila dibanding dengan beras.
Proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama, Awalnya singkong akan dibuat menjadi gaplek terlebih dahulu. Gaplek dibuat dari singkong yang dikeringkan setelah dikupas. Masyarakat umumnya membuat gaplek dengan cara sederhana, yaitu singkong dikupas, utuh atau dibelah kemudian dijemur. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek yang putih biasa ditepungkan atau dibuat tiwul dan gaplek hitam yang sudah difermentasikan dibuatmenjadi gatot. Warna hitam pada gatot dihasilkan dari proses fermentasi oleh bermacam fungi dan bakteri yang tumbuh karena selama penjemuran, singkong dibiarkan pada hamparan siang dan malam. Perombakan pati menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh berbagai fungi dan bakteri menyebabkan tekstur gatot menjadi kenyal. Adanya fungi dan bakteri ini menyebabkan terjadinya proses fermentasi yang membuat pati dalam singkong terurai oleh enzim menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna.
Langkah pembuatan selanjutnya adalah gaplek yang kehitaman direndam dalam waktu 1 malam. Selanjutnya air rendamannya dibuang lalu gaplek hitamnya kemudian dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. Karena sudah mengalami perendaman dan teksturnya sudah lebih lunak, gaplek calon gatot jadi mudah untuk dipotong-potong. Gaplek hitam lunak yang sudah dicuil-cuil itu kemudian ditanak, seperti menanak nasi. Sekitar dua jam kemudian, diangkat dari tungku serta ditata dalam tampah agar cepat dingin. Hasilnya berupa gatot dengan warna sebagian kecokelatan sebagian hitam, dengan tekstur kenyal dan rasa serta aroma khas gatot. Cara memakannya seperti halnya makan nasi bersama sayuran dan lauk-pauknya. Namun saat ini gatot lebih banyak dikonsumsi sebagai snack dengan parutan kelapa dan kadang-kadang dicampur dengan gula merah. Biasanya gula kelapa.
Istimewanya Gatot ( gaplek ,singkong ) Perpaduan rasa gurih dengan sedikit rasa manis atau pun asin merupakan ciri khas gatot. Di samping itu, teksturnya yang kenyal ditambah sedikit kasar dari parutan kelapa menambah eksotisme tersendiri saat mengunyah gatot. Mengonsumsi gatot dapat membuat kenyang bertahan lebih lama (awet wareg) karena alat pencernaan membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna gatot. Dan sekarang ini makan gatot akan semakin lebih mudah karena kita tidak perlu repot-repot mengikuti proses pembuatannya yang cukup ribet dan lama (belum lagi kalau salah caranya…rawan kontaminasi…), kini sudah tersedia gatot instan. Tinggal beli, rendam, kukus, sajikan
Jangan salah kalau makanan jenis ini tidak mempunyai nilai gizi, singkong atau ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung.
Ubi kayu segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%, oleh karena itu bisa merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun kandungan zat gizi seperti protein hanya sedikit saja.
Sumber : http://cara.co.id/2015/03/cara-membuat-makanan-tradisional-gatot-gaplek/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja