Festival Cisadane merupakan festival budaya tahunan yang diselenggarakan di tepian sungai Cisadane Kota Tagerang. Dalam festival ini ditampilkan prosesi puncak-puncak kreativitas daerah yang merefleksikan orisinalitas, kemandirian, dan kearifan lokal. Festival ini berkaitan erat dengan masyarakat Tionghoa yang bermukim di sekitar Sungai Cisadane, khususnya di Tangerang. Warga keturunan Cin itu telah mendiami daerah tersebut sejak tahun 1700-an masehi. Maka tidak mengherankan jika budaya mereka kerap dijumpai baik secara murni maupun hasil akulturasi di Kota Tangerang. Festival Cisadane merupakan istilah pemerintah kota untuk menyebut perayaan yang dahulu bernama Peh Cun, dalam bahasa Tiongkok berarti 'mendayung perahu'. Di negara asalnya, Cina, festival ini sudah dirayakan sejak zaman Dinasti Qin, sedangkan di Tangerang mulai diadakan sejak tahun 1910. Festival ini diadakan setiap tanggal 5 bulan 5 dalam kalender Cina, atau jika dikonversikan ke kalender masehi jatuh pada sekitar bulan Juni. Festival ini diawali dengan berkumpulnya warga Tionghoa di sekitar Sungai Cisadane. Di sana mereka melakukan ibadah di kelenteng setempat. Acara dilanjutkan dengan ritual naik kapal ke tengah sungai dengan membawa sejumlah bacang dan bunga, serta replika naga merah dan hijau. Bacang dan bunga tersebut nantinya akan dilemparkan ke sungai dan replika naga akan dibakar dan abunya juga ditaburkan ke sungai. Acara puncak ditandai dengan ritual pelepasan bebek ke sungai. Hal tersebut dipercayai melambangkan pembebasan kesialan sehingga dapat hidup dengan damai, setelah itu digelarlah lomba perahu naga, dua perahu naga dan dua perahu pakpak berwarna merah dan hijau yang dibuat pada kisaran tahun 1912. Festival ini kerap diselingi berbagai atraksi seperti ritual menegakkan telur, pertunjukan kembang api, sinar laser, sampai pertunjukan barongsai dan tari naga. Nuansa Cina sangat terasa dengan dipasangnya ratusan lampion warna-warni dan pameran produk kuliner khas Cina Benteng (Tionghoa Tangerang) serta pemampilan musik khas Tangerang, Gambang Kromong.
Kementerian Pariwisata akan memasukkan Festival Cisadane yang rutin diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Tangerang, Banten, dalam 100 event pariwisata nasional.
Sumber: https://travel.kompas.com/read/2018/08/29/070000527/yuk-main-ke-tangerang-ada-festival-cisadane-2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.