Elekan adalah salah satu kuliner yang ada di Surakarta. Kuliner ini bahan dasarnya adalah pangkal lidah sapi. Ada banyak kuliner yang dibuat dari bahan dasar lidah sapi dan yang diambil hanya yang bagian empuknya saja. Pangkal lidah yang merupakan tulang lunak biasanya dibuang. Hingga suatu saat salah seorang pedagang makanan mencoba resep dengan bahan dari pangkal lidah yang biasanya dibuang tersebut. Orang itu beranggapan bahwa pangkal lidah itu sayang kalau dibuang.
Pangkal lidah diiris tipis tipis dan digoreng. Masakan itu memiliki cita rasa yang gurih dan renyah. Semula makanan itu hanya untuk dikonsumsi sendiri oleh si penjual makanan, namun para saudara dan pembeli yang menjadi langganannya mengetahui tentang masakan itu dan meminta si penjual makanan itu untuk menyajikan gorengan pangkal lidah sapi tersebut. Dari banyaknya permintaan tersebut si penjual kemudian membuat masakan tersebut untuk menjadi salah satu menu di warungnya, dan mulai saat itu makanan itu mulai dikenal masyarakat. Karena bahannya berasal dari pakal lidah sapi yang biasanya dibuang dan bukan dari lidah sapi yang empuk dan baik. Oleh karena itu kuliner dari pangkal lidah sapi yang digoreng itu dinamakan elekan (dari kata bahasa Jawa elek atau jelek). Sampai sekarang makanan ini dijual di beberapa warung yang umumnya juga menjual kuliner dengan bahan utama lidah sapi. Salah satu warung angkringan yang menjual kuliner ini adalah di Jalan Rajiman, Surakarta.
sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=7355
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang